24.7 C
Madura
Sunday, June 4, 2023

Penyelidik Minta Keterangan Sejumlah Saksi

Polres Pelototi Setoran di Puskesmas Sepulu

BANGKALAN – Lingkungan Puskesmas Sepulu diterpa kabar tak sedap tentang adanya setoran uang dari bidan dan perawat. Dugaan pungutan tersebut saat ini ditangani Polres Bangkalan. Bahkan, beberapa saksi sudah dimintai keterangan.

Informasi yang dihimpun koran ini, setiap tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di lingkungan Puskesmas Sepulu ditarik biaya pelayanan di puskesmas pembantu (pustu) dan praktiknya. Besarannya Rp 200–Rp 300 ribu.

Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya menegaskan, dugaan pungutan di Puskesmas Supulu saat ini ditangani timnya. Kini masih tahap pengumpulan bahan keterangan (pulbaket). ”Masih dalam lidik (penyelidikan, Red) ya,” ungkapnya kemarin (26/1).

Penyelidik sudah memanggil beberapa saksi atas perkara yang didalaminya. Namun, kepala puskesmas belum dimintai keterangan. ”Masih saksi-saksi bidan dan pegawai (Puskesmas Sepulu),” sambung Bangkit.

Baca Juga :  Sebagian Sekolah Ujian Pakai Smartphone

Plt Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Farhat Suryaningrat mengaku sudah mendengar informasi tentang polemik yang terjadi di Puskesmas Sepulu. Pihaknya tidak memungkiri bahwa masalah tersebut ditangani polres. ”Kami sifatnya mendukung penuh proses penegakan hukum APH (aparat penegak hukum,” ujarnya.

Sebelum semua puskesmas di Bangkalan berstatus badan layanan umum daerah (BLUD), pendapatan dari jenis pelayanan harus disetorkan dan menjadi pendapatan asli daerah (PAD). Namun setelah semua puskesmas pada awal 2022 berstatus BLUD dan universal health coverage (UHC), pendapatan tidak lagi menjadi prioritas.

Dengan demikian, pelayanan di setiap pustu atau tempat praktiknya tidak ditarik retribusi.  ”Tetapi, semuanya berorientasi pada layanan dan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat,” terang ketua Ikatan Dokter Indonesa (IDI) Bangkalan tersebut.

Baca Juga :  Puskesmas Kota Bangkalan Komitmen Turunkan Angka Stunting

Kepala Puskesmas Sepulu Slamet Fitriady menyatakan, dirinya baru menjabat Kapus pada Desember 2022. Dia tidak tahu-menahu tentang masalah yang terjadi di lembaganya. Bahkan, memilih irit berbicara. ”Tidak ada masalah. Saya tidak tahu,” ucapnya singkat. (jup/onk)

 

BANGKALAN – Lingkungan Puskesmas Sepulu diterpa kabar tak sedap tentang adanya setoran uang dari bidan dan perawat. Dugaan pungutan tersebut saat ini ditangani Polres Bangkalan. Bahkan, beberapa saksi sudah dimintai keterangan.

Informasi yang dihimpun koran ini, setiap tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di lingkungan Puskesmas Sepulu ditarik biaya pelayanan di puskesmas pembantu (pustu) dan praktiknya. Besarannya Rp 200–Rp 300 ribu.

Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya menegaskan, dugaan pungutan di Puskesmas Supulu saat ini ditangani timnya. Kini masih tahap pengumpulan bahan keterangan (pulbaket). ”Masih dalam lidik (penyelidikan, Red) ya,” ungkapnya kemarin (26/1).


Penyelidik sudah memanggil beberapa saksi atas perkara yang didalaminya. Namun, kepala puskesmas belum dimintai keterangan. ”Masih saksi-saksi bidan dan pegawai (Puskesmas Sepulu),” sambung Bangkit.

Baca Juga :  Uang Transportasi Nakes Puskesmas Modung Diduga Disunat

Plt Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Farhat Suryaningrat mengaku sudah mendengar informasi tentang polemik yang terjadi di Puskesmas Sepulu. Pihaknya tidak memungkiri bahwa masalah tersebut ditangani polres. ”Kami sifatnya mendukung penuh proses penegakan hukum APH (aparat penegak hukum,” ujarnya.

Sebelum semua puskesmas di Bangkalan berstatus badan layanan umum daerah (BLUD), pendapatan dari jenis pelayanan harus disetorkan dan menjadi pendapatan asli daerah (PAD). Namun setelah semua puskesmas pada awal 2022 berstatus BLUD dan universal health coverage (UHC), pendapatan tidak lagi menjadi prioritas.

Dengan demikian, pelayanan di setiap pustu atau tempat praktiknya tidak ditarik retribusi.  ”Tetapi, semuanya berorientasi pada layanan dan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat,” terang ketua Ikatan Dokter Indonesa (IDI) Bangkalan tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga :  Belasan Ribu Siswa Siap Ikuti Tryout

Kepala Puskesmas Sepulu Slamet Fitriady menyatakan, dirinya baru menjabat Kapus pada Desember 2022. Dia tidak tahu-menahu tentang masalah yang terjadi di lembaganya. Bahkan, memilih irit berbicara. ”Tidak ada masalah. Saya tidak tahu,” ucapnya singkat. (jup/onk)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/