BANGKALAN – Kota Salak juga punya potensi untuk mengembangkan budi daya perikanan. Salah satunya budi daya udang. Namun, saat ini para pembudi daya kesulitan mendapatkan bibit.
Moh. Junaidi, salah seorang pembudi daya udang asal Desa Kwanyar Barat mengaku kesulitan untuk mendapatkan bibit udang yang berkualitas. Selama ini dia mendapatkan bibit udang dari daerah Situbondo atau Banyuwangi.
”Yang ini belinya di Situbondo, pernah juga di Banyuwangi, tapi cuma sekali,” tuturnya Minggu (23/12).
Junaidi berharap pemerintah tidak tutup mata terhadap permasalahan yang dihadapi pembudi daya udang.”Kalau pemerintah bisa menyediakan, enak, kami tidak kebingungan. Apalagi, kalau mau beli kita masih order dulu,” ujarnya
Sementara itu, Kasi Pembinaan Budi Daya dan Perbenihan Ikan Dinas Perikanan Bangkalan Jauhari membenarkan pembudi daya udang harus mendatangkan bibit dari luar kota. Dia mengklaim, lembaganya telah menjembatani pembudi daya udang untuk mendapatkan bibit dengan kualitas bagus.
”Pemerintah sudah menjembatani untuk mereka-mereka. Tetapi kadang, awal musim hujan, pembenihan banyak yang gagal atau panennya sedikit,” paparnya.
Menurut Jauhari, hanya beberapa kelompok pembudi daya udang yang meminta bantuan kepada lembaganya untuk disediakan bibit. Dia mengaku siap menjembatani pembudi daya udang jika kesulitan bibit udang.
”Selama ini hanya beberapa saja yang ke kami, Kami kan tidak enak juga menawarkan,” kilahnya.
Di tempat terpisah, anggota Komisi B DPRD Bangkalan M. Husni Syakur mendesak agar pemerintah serius mengurusi soal budi daya ikan. Dia meminta pemerintah proaktif dalam mengatasi semua persoalan yang dialami pembudi daya. ”Pemerintah harus memfasilitasi kebutuhan bibit para pembudi daya,” desaknya.
Politikus PDI Perjuangan itu meminta agar pemerintah juga membantu pembudi daya dalam urusan pemasaran. ”Jangan sampai setelah mereka panen, mereka kebingungan dan bahkan tidak tahu mau dijual ke mana,” tandasnya. (jup)