BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Pasca Hari Raya Ketupat, para pelancong masih bisa menikmati indahnya panorama alam di Kabupaten Bangkalan. Pasalnya, sejumlah destinasi wisata tetap bisa beroperasi. Dengan catatan, tetap mengikuti kesepakatan yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pemerintah. Salah satunya, menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bangkalan Muhammad Hasan Faisol membenarkan objek wisata masih bisa menerima kunjungan usai Lebaran. Tetapi, para pengelola wisata tetap diminta menyiapkan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencegah persebaran wabah Covid-19.
”Antisipasi dilakukan sejak pintu pertama di tempat wisata, yakni melakukan pengecekan suhu menggunakan thermo gun. Sebelumnya pengunjung harus cuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Selain itu, tetap menyediakan fasilitas dan posko kesehatan. Itu sebagai bentuk antisipasi saat ada pengunjung yang mengalami gangguan kesehatan,” katanya.
Menurut dia, pengaktifan destinasi wisata tersebut tetap diberlakukan pembatasan. ”Jumlah pengunjung jangan sampai membeludak. Tidak boleh lebih dari 50 persen dari kapasitas yang ada. Sehingga, para pengelola bisa melakukan pencegatan saat jumlah pengunjung lebih dari separo kapasitas. Intinya, pasca–Lebaran masih boleh buka, asal menerapkan prokes,” ingatnya.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Bangkalan Mohni mengingatkan kepada masyarakat yang berkunjung ke tempat rekreasi untuk tetap sadar diri dan mematuhi prokes. Sebab, masih dalam suasana pandemi. ”Penerapan prokes harus tetap dilakukan dengan ketat,” pesannya.
Mohni berjanji akan memberikan sanksi tegas jika pengelola tempat wisata terbukti melakukan pelanggaran. Utamanya, jika jumlah pengunjung membeludak. ”Ketika melanggar prokes, langsung kita tutup. Ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. Langsung kami tutup hari itu. Tapi, besoknya masih bisa dioperasikan. Penutupan tersebut tidak bersifat permanen,” terangnya.
Agar penerapan prokes di tempat wisata optimal, sambung Mohni, tentunya memerlukan peran dan pengawasan dari semua pihak. Selain pengawasan dari pengelola tempat wisata, juga dari elemen masyarakat lainnya. ”Termasuk dari aparat keamanan,” tandasnya. (mi)