21.1 C
Madura
Monday, March 27, 2023

Mahmudi Tegaskan Negatif Usai Lakukan Rapid Test Mandiri

BANGKALAN – Rapid test tahap pertama yang dilakukan dinas kesehatan (dinkes) di Sekretariat DPRD Bangkalan menyatakan ada empat anggota dewan positif. Salah satunya, politisi Hanura yaitu Mahmudi. Tapi, hasil rapid test diprotes Mahmudi. Sebab, saat melakukan rapid test mandiri di Siloam Hospital Surabaya, Mahmudi dinyatakan negatif Covid-19.

Perbedaan hasil rapid test tersebut tentu saja membuat sebagian orang bingung. Sebab, rapid test pertama menyatakan ada anggota dewan positif. Sementara saat melakukan rapid test mandiri di Siloam Hospital Surabaya, Mahmudi dinyatakan negatif. Menindaklanjuti hal tersebut, Mahmudi melakukan pertemuan dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan di gedung dewan.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Zein mengatakan, agenda pertemuan dengan Mahmudi membahas perbedaan hasil rapid test dinkes dengan Siloam Hospital Surabaya. ”Atas dua hasil itu, tim gugus menyampaikan pendapat medis. Bahwa, hasil rapid test tidak memastikan seseorang terpapar Covid-19,” katanya.

Menurut Agus Zein, rapid test dengan hasil positif itu bergantung antibodi seseorang. Hasil rapid test juga dipengaruhi waktu pelaksanaan. Sementara yang bisa memastikan seseorang terpapar Covid-19 atau tidak harus menjalani swab test. Karena itu, agar tidak terjadi kontroversi, Tim Gugus Tugas Covid-19 menyarankan Mahmudi melakukan swab test.

Baca Juga :  Bupati Bangkalan Serahkan 282 SK CPNS

”Tapi, yang bersangkutan tetap bersikukuh pada hasil rapid test Siloam Hospital Surabaya. Tim gugus belum ada kesepakatan dengan Pak Mahmudi. Atas perbedaan ini, tim gugus akan melakukan rapat internal dan melaporkan hasilnya ke Pak Bupati,” jelasnya.

Dokter Spesialis Paru dr Catur Budi mengungkapkan, antibodi seseorang sangat menentukan hasil rapid test. ”Rapid test itu hanya screening awal untuk mengetahui apakah ada potensi menuju Covid-19. Yang bisa memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak hanya melalui mekanisme swab test,” sebutnya.

Sementara itu, Mahmudi mengaku pada pukul 22.00 melakukan rapid test mandiri di Siloam Hospital Surabaya. Hasilnya, dia dinyatakan negatif. ”Sementara ketika di-rapid test dinkes, justru positif. Itu anehnya. Karena itu, saya menolak atas hasil rapid test dari dinkes. Saya tetap bersikukuh pada hasil rapid test dari Siloam,” tegasnya.

Baca Juga :  Kepala Dinas Kesehatan Sebut Kondisi Keuangan BPJS Kesehatan Terpuruk

Mahmudi menegaskan kembali, alat yang digunakan di Siloam Hospital Surabaya sudah sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan WHO. Sementara alat rapid test yang digunakan Dinkes Bangkalan itu merek Edan, dan itu tidak ada dalam rekomendasinya (Kemenkes RI dan WHO). ”Karena itu, saya tidak mau melakukan swab dan tidak mau diisolasi ke balai diklat,” tegasnya.

Dijelaskan, selama 10 hari ke depan akan kembali lagi ke Siloam Hospital Surabaya untuk kembali melakukan rapid test. Hal tersebut untuk memastikan dirinya benar-benar negatif. ”Tapi kalau misal terjadi apa-apa ke saya, saya akan isolasi mandiri. Sebelum batuk panas dan lainnya, saya siap isolasi mandiri,” janjinya.

Dikonfirmasi di tempat terpisah, Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo membantah jika alat yang digunakan tidak sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan WHO. Sebab, alat yang digunakan sekarang sudah lengkap surat-suratnya dari distributor. ”Sudah sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan WHO. Semua kabupaten/kota berebut alat yang sama,” tandasnya.

BANGKALAN – Rapid test tahap pertama yang dilakukan dinas kesehatan (dinkes) di Sekretariat DPRD Bangkalan menyatakan ada empat anggota dewan positif. Salah satunya, politisi Hanura yaitu Mahmudi. Tapi, hasil rapid test diprotes Mahmudi. Sebab, saat melakukan rapid test mandiri di Siloam Hospital Surabaya, Mahmudi dinyatakan negatif Covid-19.

Perbedaan hasil rapid test tersebut tentu saja membuat sebagian orang bingung. Sebab, rapid test pertama menyatakan ada anggota dewan positif. Sementara saat melakukan rapid test mandiri di Siloam Hospital Surabaya, Mahmudi dinyatakan negatif. Menindaklanjuti hal tersebut, Mahmudi melakukan pertemuan dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan di gedung dewan.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Zein mengatakan, agenda pertemuan dengan Mahmudi membahas perbedaan hasil rapid test dinkes dengan Siloam Hospital Surabaya. ”Atas dua hasil itu, tim gugus menyampaikan pendapat medis. Bahwa, hasil rapid test tidak memastikan seseorang terpapar Covid-19,” katanya.


Menurut Agus Zein, rapid test dengan hasil positif itu bergantung antibodi seseorang. Hasil rapid test juga dipengaruhi waktu pelaksanaan. Sementara yang bisa memastikan seseorang terpapar Covid-19 atau tidak harus menjalani swab test. Karena itu, agar tidak terjadi kontroversi, Tim Gugus Tugas Covid-19 menyarankan Mahmudi melakukan swab test.

Baca Juga :  Dinkes Susun Juknis Untuk Mencairkan Honor Tim Vaksinator Covid-19

”Tapi, yang bersangkutan tetap bersikukuh pada hasil rapid test Siloam Hospital Surabaya. Tim gugus belum ada kesepakatan dengan Pak Mahmudi. Atas perbedaan ini, tim gugus akan melakukan rapat internal dan melaporkan hasilnya ke Pak Bupati,” jelasnya.

Dokter Spesialis Paru dr Catur Budi mengungkapkan, antibodi seseorang sangat menentukan hasil rapid test. ”Rapid test itu hanya screening awal untuk mengetahui apakah ada potensi menuju Covid-19. Yang bisa memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak hanya melalui mekanisme swab test,” sebutnya.

Sementara itu, Mahmudi mengaku pada pukul 22.00 melakukan rapid test mandiri di Siloam Hospital Surabaya. Hasilnya, dia dinyatakan negatif. ”Sementara ketika di-rapid test dinkes, justru positif. Itu anehnya. Karena itu, saya menolak atas hasil rapid test dari dinkes. Saya tetap bersikukuh pada hasil rapid test dari Siloam,” tegasnya.

Baca Juga :  Informasi Peta Covid-19 Satu Pintu
- Advertisement -

Mahmudi menegaskan kembali, alat yang digunakan di Siloam Hospital Surabaya sudah sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan WHO. Sementara alat rapid test yang digunakan Dinkes Bangkalan itu merek Edan, dan itu tidak ada dalam rekomendasinya (Kemenkes RI dan WHO). ”Karena itu, saya tidak mau melakukan swab dan tidak mau diisolasi ke balai diklat,” tegasnya.

Dijelaskan, selama 10 hari ke depan akan kembali lagi ke Siloam Hospital Surabaya untuk kembali melakukan rapid test. Hal tersebut untuk memastikan dirinya benar-benar negatif. ”Tapi kalau misal terjadi apa-apa ke saya, saya akan isolasi mandiri. Sebelum batuk panas dan lainnya, saya siap isolasi mandiri,” janjinya.

Dikonfirmasi di tempat terpisah, Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo membantah jika alat yang digunakan tidak sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan WHO. Sebab, alat yang digunakan sekarang sudah lengkap surat-suratnya dari distributor. ”Sudah sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan WHO. Semua kabupaten/kota berebut alat yang sama,” tandasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/