23.9 C
Madura
Sunday, April 2, 2023

Hindari Bunyi Bising Terus-menerus

BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Mendengar bunyi bising secara terus-menerus dapat berakibat buruk terhadap pendengaran. Namun karena faktor pekerjaan, sebagian orang ada yang terpaksa mendengarkan bising setiap saat.

Dokter Penanggung Jawab Poli Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RSUD Syamrabu dr. Indah Yuliarini, Sp.T.H.T.K.L menyampaikan, bising merupakan salah satu penyebab gangguan pendengaran. Gangguan di dalam koklea atau rumah siput pada telinga.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari suara bising yaitu rusaknya sel-sel sensorik, ganglion, saraf, dan membran tektoria. ”Jenis kerusakan itu bergantung pada intensitas, lama pajanan, dan frekuensi bising,” terangnya kemarin (21/11).

Menurut World Health Organization (WHO) pada 2015, lebih dari satu miliar remaja di dunia berisiko kehilangan pendengaran alias tuli. Penyebabnya, penggunaan perangkat audio di luar batas normal. Misalnya, penggunaan headset atau earphone.

Baca Juga :  Diskusi Publik Klarifikasi Layanan RSUD

”Sebaiknya tidak lebih dari satu jam dalam sehari dan tidak lebih dari 60 persen volume maksimal dalam menggunakan headset,” sarannya.

Selain itu, berkurangnya tingkat pendengaran dapat disebabkan suara mesin di lingkungan bekarja. Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat yang pekerjaannya berhubungan dengan suara mesin yang cukup keras menggunakan alat pengaman telinga.

Bising dapat berakibat terjadinya dengungan dan berkurangnya pendengaran sehingga sulit menangkap suara percakapan. ”Jika mengalami gejala itu, segera ke dokter THT untuk melakukan pemeriksaan pendengaran. Dengan demikian, dapat dikakukan pencegahan sedini mungkin,” jelas dokter Indah.

Penanganan pasien yang mengalami gangguan pendengaran akibat bising disesuaikan dengan penyebabnya. Penyembuhannya harus dilakukan dengan rehabilitasi. Misalnya, disebabkan lingkungan kerja. ”Maka, untuk bekerja di lokasi bising harus menggunakan alat pelindung telinga secara ketat,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Mahasiswa Lurug Pemkab, Kejari, dan Polres

BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Mendengar bunyi bising secara terus-menerus dapat berakibat buruk terhadap pendengaran. Namun karena faktor pekerjaan, sebagian orang ada yang terpaksa mendengarkan bising setiap saat.

Dokter Penanggung Jawab Poli Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RSUD Syamrabu dr. Indah Yuliarini, Sp.T.H.T.K.L menyampaikan, bising merupakan salah satu penyebab gangguan pendengaran. Gangguan di dalam koklea atau rumah siput pada telinga.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari suara bising yaitu rusaknya sel-sel sensorik, ganglion, saraf, dan membran tektoria. ”Jenis kerusakan itu bergantung pada intensitas, lama pajanan, dan frekuensi bising,” terangnya kemarin (21/11).


Menurut World Health Organization (WHO) pada 2015, lebih dari satu miliar remaja di dunia berisiko kehilangan pendengaran alias tuli. Penyebabnya, penggunaan perangkat audio di luar batas normal. Misalnya, penggunaan headset atau earphone.

Baca Juga :  Mahasiswa Lurug Pemkab, Kejari, dan Polres

”Sebaiknya tidak lebih dari satu jam dalam sehari dan tidak lebih dari 60 persen volume maksimal dalam menggunakan headset,” sarannya.

Selain itu, berkurangnya tingkat pendengaran dapat disebabkan suara mesin di lingkungan bekarja. Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat yang pekerjaannya berhubungan dengan suara mesin yang cukup keras menggunakan alat pengaman telinga.

Bising dapat berakibat terjadinya dengungan dan berkurangnya pendengaran sehingga sulit menangkap suara percakapan. ”Jika mengalami gejala itu, segera ke dokter THT untuk melakukan pemeriksaan pendengaran. Dengan demikian, dapat dikakukan pencegahan sedini mungkin,” jelas dokter Indah.

- Advertisement -

Penanganan pasien yang mengalami gangguan pendengaran akibat bising disesuaikan dengan penyebabnya. Penyembuhannya harus dilakukan dengan rehabilitasi. Misalnya, disebabkan lingkungan kerja. ”Maka, untuk bekerja di lokasi bising harus menggunakan alat pelindung telinga secara ketat,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Bantuan Alsintan Berkurang Sebut dari Pemerintah Pusat Tidak Ada

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/