BANGKALAN – Pada momentum Hari Santri Nasional, Senin (22/10) Radarmadura.id mengunjungi Pondok Pesantren Al-Farisi di Desa Mlajah Bangkalan. Di lokasi ini santri tidak hanya diajarkan ilmu tentang agam. Namun, mereka juga mempelajar ilmu umum.
Suasana di pondok ini pun berbeda. Santri tidak hanya menekuni ritual keagamaan. Namun mereka bisa mengikuti perkembangan jaman milenial. Mereka berkesempatan menggunakan internet dengan tidak adanya larangan menggunakan handphone. Tentunya, dengan ketentuan khsus yang ditentukan pengurus pondok.
Selama ini tidak sedikit santri yang belajar di pondok modern ini. Sedikitnya tujuh ribu santri yang tercatat hingga Senin (22/10). Mereka berasal dari sejumlah daerah di Indonesia. Seperti dari Bojonegoro, Semarang, Bawean, Kalimantan, Sulawesi dan salah satu santri Septian Mubarak dari Riau.
H. Mohammad Faris Al Farisi, SS beserta istri Nur Imamah Latif merupakan pendiri pondok pesantren ini. Dengan perijinan lembaga Diknas LKP (Lembaga Khusus Pendidikan) dan menerapkan pondok pesantren berbasis ilmu perhotelan. Selama ini bekerjasama dengan hotel yang ada di seluruh Indonesia. Mulai di Jakarta, Surabaya dan Bali hingga Malaysia, Thailand, singapura dan Dubai.
”Pada zaman saat ini ibadah itu tidak cukup. Kita harus memiliki pengetahuan keahlian dengan pengetahuan komunikasi keterampilan dan pengetahuan perhotelan,”katanya.
Dikatakan, dengan pengetahuan agama agar ilmu modern bisa dikolaborasi. Sehingga memiliki kekuatan, kemudahan dan kesuksesan di masa depan. (RM2)