BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Bantuan insentif guru ngaji dan madrasah diniyah (madin) baru dicairkan satu kali. Padahal, selama satu tahun dialokasikan hingga empat kali atau setiap triwulan.
Program unggulan Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron itu hanya cair untuk triwulan pertama. Tepatnya dari Januari hingga Maret. Sementara pencairan triwulan kedua dan triwulan ketiga hingga kini belum direalisasikan.
Bantuan insentif tahun ini dianggarkan Rp 22,4 miliar untuk 9.342 penerima. Tiap triwulan berkisar Rp 5,5 miliar. Dinas pendidikan (disdik) menarget insentif untuk triwulan kedua cair awal September.
”Triwulan kedua ini terhitung April, Mei, dan Juni. Belum dicairkan, karena ada beberapa kendala,” terang Kepala Disdik Bangkalan Bambang Budi Mustika.
Bambang menerangkan, kendala itu salah satunya berkenaan dengan perubahan administrasi. Sebab, sejak pandemi Covid-19, program bantuan insentif ini harus dimasukkan dalam jaring pengaman sosial (JPS). Sedangkan, tahun sebelumnya tidak perlu dan sudah tertuang dalam APBD.
”Kalau sekarang kan harus menyesuaikan dengan situasi pandemi. Anggarannya tetap ada, tapi hanya dimasukkan dalam jaring pengaman sosial,” terangnya.
Hasil koordinasi dengan badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) sudah kelar. Anggaran itu diperkenankan dimasukkan dalam kegiatan JPS. ”Karena itu, insyaallah tidak lama lagi dicairkan,” janjinya.
Karena itu, pihaknya meminta penerima sabar. Bantuan ini tetap akan dicairkan.
Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Asis mendesak insentif guru ngaji dan madin segera cairkan. Sebab, triwulan kedua sudah lewat. Bahkan, sekarang masuk triwulan ketiga. ”Bantuan tersebut sangat ditunggu-tunggu,” katanya.