BANGKALAN – Jabatan wakil rektor (Warek) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berubah. Itu setelah dilakukan pelantikan terhadap tiga Warek untuk periode 2023–2027 di Gedung Rektorat UTM kemarin (21/3).
Rektor UTM Safi’ menyatakan, penentuan Warek merupakan otoritas dirinya sebagai rektor. Namun, dengan catatan Warek yang dipilih itu harus memenuhi kualifikasi yang diatur dalam regulasi. ”Semua yang telah dilantik sudah memenuhi persyaratan,” katanya kemarin.
Safi’ menjelaskan, Warek I (bidang akademik) dipercayakan kepada mantan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Achmad Amzeri. Dia menggantikan Deny Setya Bagus Yuherawan. Sementara Warek II (bidang umum dan keuangan) dijabat Ari Basuki.
Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) itu mengisi posisi yang ditinggalkan Abdul Azis Jakfar. Sementara jabatan Warek III dijabat mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Surokim yang sebelumnya dijabat Agung Ali Fahmi.
Safi’ menyampaikan, pemilihan tiga Warek baru itu sudah berdasar pertimbangan. Salah satunya tentang soliditas. Sebab, rektor dan Warek menjadi satu kesatuan dalam mewujudkan cita-cita kampus. ”Selama ini, menurut saya tiga orang yang sudah dilantik bisa menjaga soliditas untuk bersama-sama melakukan kerja-kerja tim,” terangnya.
Penentuan tiga Warek baru juga didasarkan pada rekam jejak. Dari analisis ketiganya, mereka memiliki catatan kerja yang bagus. Yakni, memiliki pengalaman sebagai dekan dan ketua LPPM. ”Kinerja mereka sebelum menduduki posisi Warek juga cukup bagus,” kata mantan dekan Fakultas Hukum (FH) tersebut.
Safi’ menyatakan, posisi dekan dan ketua LPPM yang ditinggalkan kini telah diisi pelaksana tugas (Plt). Dekan FT dan FISIB diisi oleh wakil dekan (Wadek) II. Sementara posisi Plt ketua LPPM dijabat oleh sekretarisnya. ”Jadi, tidak ada kekosongan jabatan,” ucapnya.
Pria kelahiran Sumenep itu menjelaskan, rencana strategis dan visi misi UTM sudah ditentukan. Karena itu, pihaknya berharap ketiga Warek yang baru saja dilantik dapat membantu mewujudkan renstra dan visi-misi tersebut.
Namun, lanjut dia, tetap tidak mengesampingkan kebijakan yang ditentukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Yakni, melanjutkan pembenahan agar dari satker menjadi BLU, terus juga bertransformasi ke PTN BH.
”Semuanya nanti akan berorientasi pada terciptanya lulusan yang bereputasi dan berkualitas. Tidak hanya bersaing dengan sesama lulusan negeri, tetapi juga bisa bersaing dengan lulusan luar negeri,” pungkasnya. (jup/daf/par)