BANGKALAN – Aksi demonstrasi kini tidak hanya dilakukan mahasiswa. Pelajar juga menggelar aksi untuk menyampaikan tuntutan mereka. Seperti dilakukan siswa SMKN 1 Sepulu, Bangkalan, yang berujung mogok belajar.
Para pelajar itu berdemo pada Jumat (17/11). Mereka menuntut kepala sekolah diganti karena biaya pendidikan di lembaga pendidikan tersebut terlalu mahal. Setelah itu, mereka lanjut tidak masuk kelas. Rencananya, aksi mogok belajar itu berlangsung hingga Kamis (23/11).
”Kami sepakat akan mogok belajar karena kecewa dengan kebijakan kepala sekolah yang hanya janji-janji,” kata seorang siswa berinisial Sy Senin (20/11). Dia mengungkapkan beberapa kebijakan yang menjadi sorotan. Salah satunya, mahalnya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP)
Besaran SPP yang ditetapkan sekolah dianggap memberatkan siswa. Sementara fasilitas yang disediakan sekolah tak sesuai dengan biaya yang dibayar setiap bulan. ”Kami disuruh bayar SPP tiap bulan tujuh puluh lima ribu. Tapi, lapangan olahraga, musala, dan fasilitas lain yang kami minta tak juga ada,” terangnya.
Karena itu, Sy bersama teman-temannya sepakat untuk mogok belajar. Itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan kepala sekolah. ”Ini adalah aksi akibat kekecewaan yang sudah terakumulasi,” ucapnya.
Kepala SMKN 1 Sepulu Anisa Warda membenarkan siswanya melakukan aksi demonstrasi dan mogok belajar. Menurut dia, itu dilakukan karena siswa merasa kecewa dengan kebijakannya. ”Ada guru yang tidak puas dengan kebijakan kami, lalu mengompori siswa,” terangnya.
Pihaknya juga mengakui belum bisa memenuhi permintaan siswa. Di antaranya, penurunan biaya SPP, lapangan olahraga, dan sejumlah fasilitas lainnya. ”Kami tentu tidak bisa langsung sekaligus memenuhi semua keinginan siswa,” ujarnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan komite dan guru serta pihak dinas pendidikan (disdik). Permasalahan tersebut akan diselesaikan dalam minggu ini. Siswa SMKN 1 Sepulu berjumlah 496. Setiap bulan per siswa dibebani SPP Rp 75.000. ”Siswa kami memang banyak yang tidak mampu,” tutur Anisa.
Kapolsek Sepulu AKP Gatot juga membenarkan bahwa sekolah tersebut siswanya mogok belajar. Pihaknya hanya melakukan pengawalan pada saat siswa berdemo. ”Siswanya tidak ada sama sekali di sekolahnya, sepi,” ucapnya.