BANGKALAN – Saat ini ada enam orang yang diisolasi di rumah singgah karantina (RSK) yang terletak di Balai Diklat Bangkalan. Lima dari enam orang itu sudah di-rapid test. Hasilnya positif. Tapi untuk kepastian status kelima orang itu, masih menunggu hasil swab atau reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR).
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan Agus Zein membenarkan ada enam orang yang diisolasi di Balai Diklat. Perinciannya, satu perawat RSUD Syamrabu yang pernah kontak dengan dokter asal Klampis (positif Covid-19). Kemudian, dua pelayar asal Klampis (hasil rapid test positif) dan anak usia delapan tahun asal Klampis yang pernah menjadi pasien dokter asal Klampis (positif Covid-19).
”Terus, satu orang lagi adalah istri dari klaster TKHI (tim kesehatan haji Indonesia) asal Pasuruan. Dia asalnya Arosbaya. Sekarang diisolasi di Balai Diklat,” katanya.
Menurut Agus, orang terakhir yang diisolasi di Balai Diklat berdomisili Bangkalan. Berdasar rapid test, hasilnya negatif. Namun, yang bersangkutan sudah dikarantina selama 34 hari. Sebab, dia merupakan pelayar dari Italia. ”Sehingga, lama diisolasi dan hasil rapid test negatif,” ujarnya.
Dia menjelaskan, enam orang yang saat ini diisolasi di Balai Diklat masih menunggu hasil swab dari Surabaya. Mereka sudah diambil spesimen. ”Rata-rata, mereka sudah satu pekan lebih dikarantina. Semuanya menunggu hasil swab,” paparnya.
Kepala Diskominfo Bangkalan itu mengungkapkan, setiap orang yang datang ke Bangkalan dan menunjukkan gejala awal otomatis diisolasi di Balai Diklat. Tujuannya, memutus mata rantai persebaran Covid-19. ”Warga Bangkalan yang terkonfirmasi positif Covid-19 rata-rata dari luar,” ucapnya.
Sementara itu, RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan kembali merawat dua orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Informasinya, PDP pertama termonitor masuk rumah sakit pada Sabtu (18/4). PDP kedua dilaporkan masuk rumah sakit pada Minggu (19/4).
Informasi yang diterima Jawa Pos Radar Madura (JPRM), PDP pertama adalah seorang perempuan. Umurnya sekitar 30 tahun. Dia tercatat sebagai warga Kecamatan Pakong dan berprofesi sebagai tenaga medis di UPT Puskesmas Pakong yang pernah merawat pasien positif Covid-19 kedua di Pamekasan.
Sementara PDP kedua adalah seorang remaja berusia 17 tahun, asal Kabupaten Malang. Yang bersangkutan datang ke Pamekasan karena ibu dan bapaknya bekerja di Kota Gerbang Salam. Orang tua PDP kedua tersebut bekerja di sebuah kantor dan memiliki rumah di Pamekasan. PDP pertama masuk dalam peta sebaran PDP Covid-19 Satgas Covid-19 Pamekasan. Sementara PDP asal Malang tidak tercatat.
Wakil Ketua I Satgas Penanggulangan Bencana Nonalam dan Pencegahan Covid-19 Pamekasan Achmad Marsuki tidak bisa menjawab saat ditanya apakah ada PDP asal luar Pamekasan yang dirawat di RSUD? Marsuki menyatakan, RSUD pasti menyampaikan laporan ke satgas bila ada temuan. ”Pasti ada laporan dari RSUD ke satgas jika ada perkembangan. Yang punya diagnosis medis itu rumah sakit,” ujarnya.
Ketua Tim Penanganan Covid-19 Internal RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan dokter Syaiful Hidayat mengakui sedang merawat dua pasien PDP. Dua PDP tersebut baru diambil swabnya pada Senin (20/4). Belum diketahui apakah dua PDP tersebut terpapar Covid-19. ”Ya, saat ini dua PDP masuk. Swabnya belum diambil. Tunggu hasilnya dulu,” sarannya. (ky)