27.9 C
Madura
Monday, June 5, 2023

Petugas Kebersihan DLH Bangkalan Temukan Darah ODHA di TPS

BANGKALAN – Tumpukan kantong berisi darah milik Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Bangkalan ditemukan di tempat pembuangan sementara (TPS) kemarin (20/2). Petugas kebersihan dinas lingkungan hidup (DLH) menemukan puluhan kantong darah itu di TPS Junok.

Setelah dicermati, darah-darah itu diduga berasal dari penderita penyakit berbahaya. Yaitu, human immunodeficiency virus (HIV) atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Itu terlihat dari keterangan yang tertempel di kantong berisi darah.

Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) DLH Bangkalan Yudistiro tidak menghitung jumlah kantong berisi darah yang ditemukan petugas kebersihan. Namun, limbah B3 itu ditemukan berserakan di antara sampah rumah tangga. ”Penemuannya sekitar pukul 06.30. Kalau pelaku yang membuang tidak ada yang tahu,” ucapnya.

Puluhan kantong itu dievakuasi ke kantor DLH, kemudian diserahkan ke RSUD Syarambu. Sebab, rumah sakit pelat merah itu bekerja sama dengan pihak ketiga dalam pemusnahan limbah B3. ”Saya mingimbau kepada teman-teman pelaku usaha kesehatan untuk disiplin membuang sampah medis,” tegasnya.

Ketua PMI Bangkalan Sa’ad Asjari telah mendengar temuan kantong darah di TPS. Dia tidak memungkiri tumpukan kantong berisi darah tersebut berasal dari UTD PMI Bangkalan.  Dia mengeklaim, pembuangan sampah tersebut tanpa unsur kesengajaan.

Baca Juga :  Baru Rampung, Proyek Jalan Rp 1,2 Miliar Sudah Rusak

”Ini keteledoran kami teman-teman di UTD. Artinya, ikut terbuang dengan sampah-sampah rumah tangga lainnya. Jadi, itu di luar kontrol kami,” ujarnya.

Penanganan limbah medis di PMI dilakukan dengan menggandeng perusahaan swasta di Kabupaten Sidoarjo. Namun, Sa’ad tidak menampik kerja sama tersebut saat ini sudah berakhir. Kini proses perpanjangan kemitraan. Nota kesepahaman belum ditandatangani. ”Tetapi, praktik penanganan (sampah medis) tetap jalan walaupun belum ditandatangani,” imbuhnya.

Mantan kepala Dispora Bangkalan itu mengungkapkan, limbah berbahaya yang ditemukan di TPS tersebut tidak terpakai karena berbagai sebab. Antara lain, darahnya tidak sehat dan kedaluwarsa.

Atas kejadian itu, pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi terhadap internalnya. ”Kami akui itu keteledoran kami dan akan menjadi perhatian kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala UTD PMI Bangkalan Ahmad Aziz mengaku kaget atas temuan tumpukan kantong berisi darah di TPS. Sebab, selama ini pengelolaan limbah medis dilakukan dengan menggandeng PT Industri Nusantara Sejahtera Abadi (Inusa). ”Dalam waktu tertentu kadang diambil dan diangkut,” terangnya.

Baca Juga :  Membuat E-KTP Kini Lebih Mudah

Aziz juga mengeklaim, pembuangan limbah B3 di TPS tersebut tidak disengaja. Dirinya menduga, itu hanya keteledoran petugas saat membuang sampah biasa. ”Dari dulu-dulu kan tidak ada, baru sekarang kejadiannya,” sambungnya.

Pria yang juga dokter itu tidak memungkiri kantong darah tersebut berasal dari penderita HIV. Darah itu didapat saat petugas melakukan donor massal. Namun saat diskrining, darahnya tidak sehat dan bermasalah sehingga harus dipisah dan tidak dimanfaatkan. ”Kami tidak tahu dapat dari mana dan penderitanya siapa,” katanya.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSUD Syamrabu Farhat Surya Ningrat membenarkan pihaknya menerima limbah medis yang diamankan DLH. Saat ini disimpan di tempat penampungan limbah B3.

Namun, jelas dia, penempatan dilakukan secara terpisah karena sudah ditangani aparat penegak hukum (APH). Karena itu, limbah tersebut tidak akan dimusnahkan pihak ketiga yang menjadi mitra RSUD Syamrabu tanpa petunjuk polisi. ”Kami masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pihak berwajib,” katanya. (jup/luq)

BANGKALAN – Tumpukan kantong berisi darah milik Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Bangkalan ditemukan di tempat pembuangan sementara (TPS) kemarin (20/2). Petugas kebersihan dinas lingkungan hidup (DLH) menemukan puluhan kantong darah itu di TPS Junok.

Setelah dicermati, darah-darah itu diduga berasal dari penderita penyakit berbahaya. Yaitu, human immunodeficiency virus (HIV) atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Itu terlihat dari keterangan yang tertempel di kantong berisi darah.

Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) DLH Bangkalan Yudistiro tidak menghitung jumlah kantong berisi darah yang ditemukan petugas kebersihan. Namun, limbah B3 itu ditemukan berserakan di antara sampah rumah tangga. ”Penemuannya sekitar pukul 06.30. Kalau pelaku yang membuang tidak ada yang tahu,” ucapnya.


Puluhan kantong itu dievakuasi ke kantor DLH, kemudian diserahkan ke RSUD Syarambu. Sebab, rumah sakit pelat merah itu bekerja sama dengan pihak ketiga dalam pemusnahan limbah B3. ”Saya mingimbau kepada teman-teman pelaku usaha kesehatan untuk disiplin membuang sampah medis,” tegasnya.

Ketua PMI Bangkalan Sa’ad Asjari telah mendengar temuan kantong darah di TPS. Dia tidak memungkiri tumpukan kantong berisi darah tersebut berasal dari UTD PMI Bangkalan.  Dia mengeklaim, pembuangan sampah tersebut tanpa unsur kesengajaan.

Baca Juga :  Ikut Lomba Renang Arungi Selat Madura, Prajurit Tenggelam

”Ini keteledoran kami teman-teman di UTD. Artinya, ikut terbuang dengan sampah-sampah rumah tangga lainnya. Jadi, itu di luar kontrol kami,” ujarnya.

Penanganan limbah medis di PMI dilakukan dengan menggandeng perusahaan swasta di Kabupaten Sidoarjo. Namun, Sa’ad tidak menampik kerja sama tersebut saat ini sudah berakhir. Kini proses perpanjangan kemitraan. Nota kesepahaman belum ditandatangani. ”Tetapi, praktik penanganan (sampah medis) tetap jalan walaupun belum ditandatangani,” imbuhnya.

- Advertisement -

Mantan kepala Dispora Bangkalan itu mengungkapkan, limbah berbahaya yang ditemukan di TPS tersebut tidak terpakai karena berbagai sebab. Antara lain, darahnya tidak sehat dan kedaluwarsa.

Atas kejadian itu, pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi terhadap internalnya. ”Kami akui itu keteledoran kami dan akan menjadi perhatian kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala UTD PMI Bangkalan Ahmad Aziz mengaku kaget atas temuan tumpukan kantong berisi darah di TPS. Sebab, selama ini pengelolaan limbah medis dilakukan dengan menggandeng PT Industri Nusantara Sejahtera Abadi (Inusa). ”Dalam waktu tertentu kadang diambil dan diangkut,” terangnya.

Baca Juga :  Bupati Ra Latif Serahkan 1.555 Kartu ATM

Aziz juga mengeklaim, pembuangan limbah B3 di TPS tersebut tidak disengaja. Dirinya menduga, itu hanya keteledoran petugas saat membuang sampah biasa. ”Dari dulu-dulu kan tidak ada, baru sekarang kejadiannya,” sambungnya.

Pria yang juga dokter itu tidak memungkiri kantong darah tersebut berasal dari penderita HIV. Darah itu didapat saat petugas melakukan donor massal. Namun saat diskrining, darahnya tidak sehat dan bermasalah sehingga harus dipisah dan tidak dimanfaatkan. ”Kami tidak tahu dapat dari mana dan penderitanya siapa,” katanya.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSUD Syamrabu Farhat Surya Ningrat membenarkan pihaknya menerima limbah medis yang diamankan DLH. Saat ini disimpan di tempat penampungan limbah B3.

Namun, jelas dia, penempatan dilakukan secara terpisah karena sudah ditangani aparat penegak hukum (APH). Karena itu, limbah tersebut tidak akan dimusnahkan pihak ketiga yang menjadi mitra RSUD Syamrabu tanpa petunjuk polisi. ”Kami masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pihak berwajib,” katanya. (jup/luq)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/