21.5 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Pamit Cari Ikan, Meninggal Ditambak

BANGKALAN – Tangis Siti Musynatun bersama anaknya pecah saat melihat suaminya M. Akip meninggal. Pria berusia 55  tahun asal Desa Keleyan, Kecamatan Socah itu ditemukan tak bernyawa di tambak miliknya di kawasan Jalan Raya Asmara, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, kemarin (20/2).

Dini hari kemarin, Akip berpamitan kepada Musynatun pergi ke tambaknya untuk mengambil ikan. Saat itu Musynatun tak punya firasat buruk.

Sekira pukul 04.00, Musynatun menghubungi suaminya melalui sambungan seluler agar cepat pulang untuk melaksanakan salat. Namun suaminya tidak kunjung tiba di rumah.

Lalu, Musynatun bersama anaknya Asmaul Husna menyusul ke tambak. Mereka khawatir lantaran korban mengidap penyakit vertigo. Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP) dia melihat korban berada di saluran tambak.

Baca Juga :  BPN Klaim Tak Ada Pungli dalam Pelaksanaan PTSL

Saat dilakukan pertolongan, korban telah meninggal. Mulut mengeluarkan busa. Kemudian hasil menghubungi keluarga lainnya untuk minta tolong. Beberapa saat kemudian keluarga korban yang lain datang dan melakukan evakuasi.

Tak lama polisi mendapatkan informasi penemuan mayat. Polisi lantas mendatangi lokasi dan rumah duka. Tujuannya, menggali informasi dan melakukan olah TKP.

Kapolsek Socah Hartanta mengatakan, hasil penyelidikan polisi, Akip meninggal bukan karena dibunuh. Sebab, tidak ada bekas atau tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya. Menurut pengakuan keluarga, korban mengidap penyakit epilepsi dan vertigo.

Menurut Hartanta, keluarga korban juga menolak dilakukan visum. ”Tidak ada unsur kekerasan akibat penganiayaan pada tubuh korban,” tegasnya. 

BANGKALAN – Tangis Siti Musynatun bersama anaknya pecah saat melihat suaminya M. Akip meninggal. Pria berusia 55  tahun asal Desa Keleyan, Kecamatan Socah itu ditemukan tak bernyawa di tambak miliknya di kawasan Jalan Raya Asmara, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, kemarin (20/2).

Dini hari kemarin, Akip berpamitan kepada Musynatun pergi ke tambaknya untuk mengambil ikan. Saat itu Musynatun tak punya firasat buruk.

Sekira pukul 04.00, Musynatun menghubungi suaminya melalui sambungan seluler agar cepat pulang untuk melaksanakan salat. Namun suaminya tidak kunjung tiba di rumah.


Lalu, Musynatun bersama anaknya Asmaul Husna menyusul ke tambak. Mereka khawatir lantaran korban mengidap penyakit vertigo. Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP) dia melihat korban berada di saluran tambak.

Baca Juga :  Cuaca Tak Bersahabat Lebih Baik Tak Melaut

Saat dilakukan pertolongan, korban telah meninggal. Mulut mengeluarkan busa. Kemudian hasil menghubungi keluarga lainnya untuk minta tolong. Beberapa saat kemudian keluarga korban yang lain datang dan melakukan evakuasi.

Tak lama polisi mendapatkan informasi penemuan mayat. Polisi lantas mendatangi lokasi dan rumah duka. Tujuannya, menggali informasi dan melakukan olah TKP.

Kapolsek Socah Hartanta mengatakan, hasil penyelidikan polisi, Akip meninggal bukan karena dibunuh. Sebab, tidak ada bekas atau tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya. Menurut pengakuan keluarga, korban mengidap penyakit epilepsi dan vertigo.

- Advertisement -

Menurut Hartanta, keluarga korban juga menolak dilakukan visum. ”Tidak ada unsur kekerasan akibat penganiayaan pada tubuh korban,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/