21.4 C
Madura
Monday, March 27, 2023

Setiap Salaman ke Ulama Ada Setrumnya

BANGKALAN – Presiden Joko Widodo mengunjungi Bangkalan Rabu (19/12). Selain menghadiri deklarasi akbar dukungan ulama Madura, dia menyerahkan ribuan sertifikat tanah kepada warga Jawa Timur.

Saat memberikan sambutan, Jokowi mengatakan, belakangan ini banyak isu yang mengarah pada fitnah. Misalnya, dia dituduh Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurutnya, isu tersebut sudah empat tahun berjalan. ”Saya senyum-senyum saja selama empat tahun,” ujarnya.

Jokowi mengaku sabar diterpa isu tersebut. Namun, kini saatnya dia bicara dan isu PKI itu harus diluruskan. Sebab berdasarkan survei, lebih 9 juta orang percaya atas isu itu. ”Ini perlu saya jawab supaya tidak berkembang jadi 10 juta, 15 juta,” kata dia.

Dia melanjutkan, PKI dibubarkan antara 1965–1966. Sementara Jokowi lahir 1961. ”Umur saya masih empat tahun. Masuk TK saja belum. Nggak ada namanya PKI balita,” ucapnya lantas melempar senyum.

Isu PKI dicari-cari dengan dikaitkan terhadap orang tua Jokowi. Padahal, ibu, bapak, kakek, dan nenek dia beragama Islam. Jika tidak percaya, ungkapnya, di dekat rumah keluarga dia ada masjid. ”Dicek saja ke Solo,” serunya.

Isu yang lain, sambung Jokowi, berkenaan dengan anti-ulama. Padahal, tiap minggu dia masuk pesantren. Bahkan, hampir tiap hari bersama ulama. Yang menerbitkan keputusan presiden Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober adalah Jokowi. Tetapi, dia masih dituduh anti-ulama. ”Saya jadi heran. Kalau tidak percaya, saya pilih calon wakil presiden dari ulama,” terangnya.

Baca Juga :  Di Depan Kapolres, Aktivis HMI Minta Polres Bangkalan Profesional

Berikutnya berkenaan dengan antek asing. Di media sosial (medsos), dikatakan Jokowi antek asing. Padahal Blok Mahakam dikuasai Jepang dan Prancis hingga puluhan tahun. ”Nah, 2015 kami ambil dan kami berikan kepada Pertamina 100 persen. Lalu, antek asingnya di mana,” jelas dia.

Termasuk penguasaan Freeport. Sekarang sudah 51 persen dikuasai pemerintah Indonesia. ”Selama 40 tahun kita hanya dapat 9 persen. Tidak ada yang bilang antek asing. Diam saja,” sebutnya.

Karena itu Jokowi meminta, ke depan, berpolitik dengan santun dan beretika. Tidak perlu fitnah yang dikembangkan. ”Berpolitiklah dengan santun,” pintanya.

Di Madura, dia menambahkan, peran ulama sangat penting dalam menjaga kesatuan, tata krama, sopan santun, dan ukhuwah islamiah. ”Kalau melihat tadi (deklarasi, Red), setiap salaman ke ulama sudah ada setrumnya,” ujar Jokowi.

Pada Pemilu 2014 Jokowi kalah di Madura. Namun untuk Pemilu 2019 dia yakin menang karena setiap salaman ke ulama sudah ada setrumnya. Kata dia, itu menjadi modal awal. ”Ya nanti dilihat 17 April. Rakyat sudah punya kalkulasi dalam berpolitik,” katanya.

Baca Juga :  Kumpulkan 163.290 Suara di Bangkalan, Mahhud Tempati Posisi Teratas

Di Pendapa Pemkab Bangkalan, Joko Widodo menyerahkan 2.050 sertifikat tanah. Ribuan sertifikat itu tersebar untuk warga Jawa Timur. Jadi tidak hanya warga Bangkalan. ”Kenapa sertifikat dipercepat diberikan, karena setiap saya turun ke bawah, banyak sengketa tanah,” jelasnya di depan ribuan warga penerima sertifikat tanah.

Jokowi memerintahkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (BPN) mempercepat proses pengurusan sertifikat tanah. ”Karena masyarakat tidak pegang sertifikat, banyak sengketa tanah di daerah,” terangnya.

Dia menyampaikan, sertifikat merupakan bukti kepemilikan hak hukum atas tanah. Dengan sertifikat itu, sulit orang mau menyengketakan tanah. ”Kalau sudah punya sertifikat, kan enak. Karena itu bukti,” tegas Jokowi.

Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Abdul Djalil mengutarakan, di Jawa Timur ada 19,4 juta bidang tanah. Diperkirakan sampai sekarang yang sudah terdaftar sekitar 11 juta bidang tanah.

Dengan demikian, masih ada 10,7 juta bidang tanah yang harus cepat didaftarkan agar memperoleh sertifikat. ”Insyaallah kita akan daftarkan dan sertifikatkan sepuluh juta tujuh ratus dua puluh ribu bidang tanah,” ungkapnya.

BANGKALAN – Presiden Joko Widodo mengunjungi Bangkalan Rabu (19/12). Selain menghadiri deklarasi akbar dukungan ulama Madura, dia menyerahkan ribuan sertifikat tanah kepada warga Jawa Timur.

Saat memberikan sambutan, Jokowi mengatakan, belakangan ini banyak isu yang mengarah pada fitnah. Misalnya, dia dituduh Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurutnya, isu tersebut sudah empat tahun berjalan. ”Saya senyum-senyum saja selama empat tahun,” ujarnya.

Jokowi mengaku sabar diterpa isu tersebut. Namun, kini saatnya dia bicara dan isu PKI itu harus diluruskan. Sebab berdasarkan survei, lebih 9 juta orang percaya atas isu itu. ”Ini perlu saya jawab supaya tidak berkembang jadi 10 juta, 15 juta,” kata dia.


Dia melanjutkan, PKI dibubarkan antara 1965–1966. Sementara Jokowi lahir 1961. ”Umur saya masih empat tahun. Masuk TK saja belum. Nggak ada namanya PKI balita,” ucapnya lantas melempar senyum.

Isu PKI dicari-cari dengan dikaitkan terhadap orang tua Jokowi. Padahal, ibu, bapak, kakek, dan nenek dia beragama Islam. Jika tidak percaya, ungkapnya, di dekat rumah keluarga dia ada masjid. ”Dicek saja ke Solo,” serunya.

Isu yang lain, sambung Jokowi, berkenaan dengan anti-ulama. Padahal, tiap minggu dia masuk pesantren. Bahkan, hampir tiap hari bersama ulama. Yang menerbitkan keputusan presiden Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober adalah Jokowi. Tetapi, dia masih dituduh anti-ulama. ”Saya jadi heran. Kalau tidak percaya, saya pilih calon wakil presiden dari ulama,” terangnya.

Baca Juga :  Solihin: Selamat Kepada Sembilan Kades yang Sudah Dilantik

Berikutnya berkenaan dengan antek asing. Di media sosial (medsos), dikatakan Jokowi antek asing. Padahal Blok Mahakam dikuasai Jepang dan Prancis hingga puluhan tahun. ”Nah, 2015 kami ambil dan kami berikan kepada Pertamina 100 persen. Lalu, antek asingnya di mana,” jelas dia.

- Advertisement -

Termasuk penguasaan Freeport. Sekarang sudah 51 persen dikuasai pemerintah Indonesia. ”Selama 40 tahun kita hanya dapat 9 persen. Tidak ada yang bilang antek asing. Diam saja,” sebutnya.

Karena itu Jokowi meminta, ke depan, berpolitik dengan santun dan beretika. Tidak perlu fitnah yang dikembangkan. ”Berpolitiklah dengan santun,” pintanya.

Di Madura, dia menambahkan, peran ulama sangat penting dalam menjaga kesatuan, tata krama, sopan santun, dan ukhuwah islamiah. ”Kalau melihat tadi (deklarasi, Red), setiap salaman ke ulama sudah ada setrumnya,” ujar Jokowi.

Pada Pemilu 2014 Jokowi kalah di Madura. Namun untuk Pemilu 2019 dia yakin menang karena setiap salaman ke ulama sudah ada setrumnya. Kata dia, itu menjadi modal awal. ”Ya nanti dilihat 17 April. Rakyat sudah punya kalkulasi dalam berpolitik,” katanya.

Baca Juga :  Simpan Sabu Sabu Ratusan Gram, Polres Bangkalan Tangkap Residivis

Di Pendapa Pemkab Bangkalan, Joko Widodo menyerahkan 2.050 sertifikat tanah. Ribuan sertifikat itu tersebar untuk warga Jawa Timur. Jadi tidak hanya warga Bangkalan. ”Kenapa sertifikat dipercepat diberikan, karena setiap saya turun ke bawah, banyak sengketa tanah,” jelasnya di depan ribuan warga penerima sertifikat tanah.

Jokowi memerintahkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (BPN) mempercepat proses pengurusan sertifikat tanah. ”Karena masyarakat tidak pegang sertifikat, banyak sengketa tanah di daerah,” terangnya.

Dia menyampaikan, sertifikat merupakan bukti kepemilikan hak hukum atas tanah. Dengan sertifikat itu, sulit orang mau menyengketakan tanah. ”Kalau sudah punya sertifikat, kan enak. Karena itu bukti,” tegas Jokowi.

Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Abdul Djalil mengutarakan, di Jawa Timur ada 19,4 juta bidang tanah. Diperkirakan sampai sekarang yang sudah terdaftar sekitar 11 juta bidang tanah.

Dengan demikian, masih ada 10,7 juta bidang tanah yang harus cepat didaftarkan agar memperoleh sertifikat. ”Insyaallah kita akan daftarkan dan sertifikatkan sepuluh juta tujuh ratus dua puluh ribu bidang tanah,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/