BANGKALAN – Kepanikan dirasakan keluarga besar Eko Rahman Purwanto, 38, warga Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Setelah empat hari tidak pulang lantaran pamit kerja, Eko ditemukan tewas mengambang di perairan Selat Madura.
Mayat pria dengan tiga anak itu kali pertama ditemukan nelayan di kawasan pantai Desa Batah Barat, Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, Sabtu (17/11) sekitar pukul 07.00. Penemuan mayat pria berprofesi sebagai kuli banguanan dan tukang cat itu sempat menggegerkan warga.
Peristiwa bermula Selasa (13/11) sekitar pukul 07.00. Eko pamitan kepada istri dan tiga anaknya untuk berangkat kerja. Istri dan ketiga anaknya mengiyakan. Sebelum berangkat, Eko sempat sarapan bersama keluarga.
Eko berangkat kerja sendirian menggunakan sepeda motor Yamaha Vega nopol L 5579 OZ. Malam harinya motor itu ditemukan di tengah Jembatan Suramadu dengan posisi dicagang. Di setir kanan menempel helm putih. Sementara helm hitam tercantol di pagar pembatas Suramadu. Eko tidak ada di sekitar motor itu. Penemuan motor tersebut sempat menggegerkan pengendara yang melintas di Suramadu.
Saat itu keluarga mulai mencari Eko. Istri maupun tiga saudara Eko mulai mencari. Mereka berusaha menghubungi nomor selulernya tapi tidak aktif. Mereka juga berusaha mencari ke rumah teman atau rekan kerja Eko. Namun, sedikit pun tidak memperoleh informasi. Mereka tidak tahu jika ada informasi sepeda motor tertinggal di Suramadu.
Saat ditemukan kemarin, kondisi mayat Eko sudah membusuk. Oleh warga kemudian difoto dan dibuat video lalu disebarkan di media sosial. Istri dan saudara Eko diberitahu oleh teman-temanya bahwa ditemukan mayat di pantai kawasan Kecamatan Kwanyar.
Edi Rahmat Basuki, kakak Eko mengatakan, tidak pernah memiliki firasat buruk jika adik kandungnya bakal tewas mengenaskan. Eko dikenal sebagai orang baik dan tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain. ”Adik saya itu baik, tidak pernah ada musuh,” ucapnya.
Menurutnya, Eko yang berprofesi sebagi kuli bangunan selalu pulang jika selesai kerja. Pagi hari berangkat kerja dan sore atau malam hari selalu pulang. Entah mengapa pada Selasa (13/11), pagi hari berangkat kerja dan tidak pulang-pulang.
Edi menjelaskan, tidak tahu jika Selasa malam sepeda motor milik Eko ada di tengah Jembatan Suramadu. Dia juga tidak tahu sekarang posisi motor tersebut ada di mana. ”Ini masih nunggu ambulance. Mau dibawa pulang dan langsung dikebumikan,” ucapnya saat ditemui di RSUD Syamrabu Bangkalan.
Kepala Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUD Syamrabu Bangkalan Sugianto mengatakan, hasil pemeriksaan awal pada jenazah, tidak ada bekas luka akibat benda tumpul maupun senjata tajam (sajam). ”Tidak ada luka. Ini sudah mau dibawa pulang oleh keluarga,” ucapnya.
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Jeni Al Jauza mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti tewas Eko. Pihaknya enggan berspekulasi sebelum rampung melakukan penyelidikan. ”Masih kami selidiki,” ucap singkat.