BANGKALAN – Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Bangkalan mengajukan anggaran Rp 35 miliar kepada pemerintah pusat. Anggaran itu akan dipakai untuk melanjutkan proyek multiyear pembangunan sentra industri kecil dan menengah (IKM) pada 2019.
Namun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) hanya menyetujui Rp 3 miliar. Jomplangnya anggaran antara pengajuan dan jatah dari pemerintah pusat itu diduga lantaran pada 2018 dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp 6.075.000.000 untuk proyek pembangunan IKM tahap dua tak terserap.
Pasalnya, Disperinaker Bangkalan lambat melaksanakan proses lelang. Pemerintah pusat menargetkan batas akhir lelang 21 Juli 2018. Namun hingga batas akhir itu, lelang tak kunjung dilakukan. Dengan demikian, anggaran yang sudah disiapkan jadi sisa lebih pembiayaan (silpa).
Anggaran pembangunan sentra IKM tahap satu pada 2017 sebesar Rp 10 miliar. PT Cipta Karya Multi Teknik menjadi pelaksana proyek itu dengan nilai kontrak Rp 9.884.586.000.
Kepala Disperinaker Bangkalan Amina Rachmawati melalui Kabid Non Agro Disperinaker Iskandar Ahadiyat membenarkan, dari Rp 35 miliar yang diajukan kepada pemerintah pusat, pihaknya hanya memperoleh Rp 3 miliar. Dengan begitu, tahun depan tidak ada pengerjaan konstruksi sentra IKM.
Anggaran Rp 3 miliar akan dipakai untuk pengadaan alat-alat penyediaan air bersih. Air bersih tinggal mengambil dari SPAM yang dibangun BPWS. Selain itu, anggaran tersebut akan digunakan untuk pengadaan peralatan IKM. Di antaranya, peralatan membatik, peralatan konfeksi, dan peralatan anyaman. ”Listrik sudah terpasang dan sudah menyala,” katanya Sabtu (17/11).
Dia mengungkapkan, pengadaan peralatan pendukung IKM itu akan dilakukan secara lelang terbuka. Pengadaan alat-alat tersebut harus sesuai e-katalog. Pihaknya mengklaim pengadaan alat itu bisa terealisasi. ”Kami sangat optimistis tahun depan bisa terealisasi,” tukas Yayat, sapaan Iskandar Ahadiyat.