BEBERAPA fasilitas SDN Martajasah, Jalan KH Moh. Kholil, Bangkalan, rusak. Salah satunya tiga ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Bahkan, perpustakaan dialihfungsikan menjadi kantor dan ruang guru.
Kepala SDN Martajasah Bangkalan Eni Sudiati mengatakan, sekitar enam bulan lalu, pihaknya mengajukan perbaikan sekolah yang dikelolanya. Meski sudah disetujui, belum ada kejelasan kapan akan diperbaiki.
Jumlah siswa di sekolah tersebut 128 orang. Sementara fasilitas di sana terdiri atas enam ruang kelas, satu kantor, dan perpustakaan. Meski atap tiga kelas mengalami kerusakan, ruangan tersebut tetap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
Selain kelas, kerusakan juga terjadi di kantor. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, perpustakaan dialihfungsikan sebagai ruang guru. ”Atapnya juga rusak. Pernah dulu kena salah satu guru. Makanya pindah ke sini karena takut terjadi lagi,” keluhnya.
Kasi Kelembagaan dan Sarpras SD Disdik Bangkalan Adi Purnomo mengatakan, terkait pembangunan beda dengan dulu. Sebelumnya, pengajuan bantuan lewat proposal. Jika kondisinya urgen, akan dialokasikan melalui APBD atau APBN.
”Namun setelah ada dapodik, itu beda lagi. Pengajuannya bukan lagi ke dinas terkait, tapi langsung ke pusat melalui online,” jelasnya.
Pihaknya sudah datang ke sekolah di 18 kecamatan untuk memperbaiki dapodik di tiap sekolah. Sekolah yang membutuhkan perbaikan diusulkan. Baik rehab ataupun pembangunan ruang kelas baru (RKB). ”Semuanya kami usulkan secara online, yang menentukan pusat jika dananya APBN,” terangnya.
Saat ini, peran disdik hanya membantu dalam pengajuannya, yakni memperbaiki dapodik. Dengan demikian, pengajuannya bisa disetujui. ”Penilaiannya tetap ada di pusat. Tapi, kami belum dapat informasi yang dapat itu siapa,” tutupnya. (c6/han)