SETELAH berpuasa 30 hari dan merayakan hari kemenangan, tentunya deretan doa untuk kebaikan hidup dipanjatkan umat muslim. Hal itu pula yang diharapkan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Batuporon Letkol (P) Mahfud Efendi.
DARUL HAKIM, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura
BAGI umat muslim, Ramadan merupakan bulan spesial. Sebab, banyak kebaikan yang terselip di bulan kesembilan dalam kalender Islam tersebut. Apalagi, setelah menunaikan ibadah sebulan penuh, dilakukan perayaan hari kemenangan atau Hari Raya Idul Fitri.
Bagi Mahfud Efendi, Ramadan tidak hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan (imtak) dan pembersihan rohani. Tapi, juga untuk membuang dan menetralkan racun di tubuh atau detoksifikasi. ”Itu salah satu manfaat berpuasa berdasar penelitian loh,” ucapnya.
Menurut dia, pada bulan Ramadan, umat muslim diwajibkan memperbanyak ibadah dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. ”Sesuai janji Tuhan, pahala kita akan dilipatgandakan. Kalau kita bisa sampai dan beribadah pada bulan Ramadan, itu sebuah keberkahan yang luar biasa,” katanya.
Pada Jawa Pos Radar Madura (JPRM), Mahfud Efendi menyadari belum istiqamah dan kurang optimal menunaikan ibadah sunah di bulan Ramadan. ”Karena sibuk, saya sendiri merasa kurang sempurna. Kalau dulu, saya bisa menghatamkan Al-Qur’an. Kalau sekarang terlalu sibuk,” ungkapnya.
Kendati demikian, perwira menengah (pamen) kelahiran Bangkalan itu tetap berupaya meningkatkan ibadah pada bulan Ramadan. Utamanya membaca Al-Qur’an. ”Hikmah bulan Ramadan luar biasa. Ada magfirah (ampunan), ada Lailatul Qadar, dan lain-lain. Semoga kita bisa berjumpa Ramadan tahun depan,” harapnya.
Saat ditanya menu makanan saat buka dan sahur pada bulan Ramadan, Mahfud Efendi menyatakan sangat sederhana. Sejak kecil, dia terbiasa mengonsumsi ikan lalapan dan kerupuk. Kalau makanan berkuah kurang minat. ”Asal ada lalapan plus kerupuk. Juga terong. Menu favorit saya itu saja,” tuturnya.
Mahfud menambahkan, jarang mencicipi es campur, kolak, dan lain-lain. Sebab, jika sudah kenyang, malas mengonsumsi makanan lainnya. ”Contohnya, saya pernah membeli kue tradisional bongko di Arosbaya. Ternyata dua hari tidak saya makan. Sebab, sudah terbiasa makan lalapan dan nasi,” ungkapnya.
Warga Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, itu menegaskan sangat menyukai makanan buatan sang istri. Karena itu, selama ini dia lebih sering mengonsumsi masakan istri. ”Kecuali kalau sudah disibukkan tugas kedinasan, ya terpaksa beli. Sebab, di rumah tidak ada pembantu. Semuanya dikerjakan istri,” terangnya.
Alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 2021 itu sangat bersyukur dan memuji istrinya yang pintar masak. Sebab, saat awal-awal berumah tangga, istrinya belum piawai memasak. ”Bahkan, goreng ikan saja saya yang mengajari. Kalau goreng ikan hancur semua. Kalau sekarang sudah pinter masak,” kenangnya seraya tertawa. (*/yan)