BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Dalam optimalisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, keberadaan laboratorium patologi anatomi di RSUD Syamrabu sangat berpengaruh. Sebab, hal tersebut menjadi penunjang pelayanan kesehatan bagi pasien.
Kepala Ruangan Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Syamrabu Bangkalan Hidayatal Aliyah mengatakan, pelayanan di laboratorium patologi anatomi itu berupa pemeriksaan spesimen yang berasal dari cairan maupun jaringan. Pemeriksaan laboratorium tersebut bertujuan membantu diagnosis, pencegahan penyakit, maupun tindak lanjut dari terapi.
Laboratorium patologi anatomi, lanjut dia, juga melayani beberapa pemeriksaan. Di antaranya, fine needle aspiration biopsy (FNAB), histopatologi, dan sitologi. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh SDM yang kompeten, dalam hal ini dokter spesialis patologi anatomi. ”Yakni, dr. Aniek Meidy Utami, Sp.PA dan dr. Lailatul Fitriyah, Sp,PA,” sebutnya.
Menurut dia, pelayanan pemeriksaan FNAB dibuka setiap Senin–Jumat. Sedangkan pemeriksaan histopatologi dan sitologi dilayani pada Senin–Sabtu. Hasil pemeriksaan patologi anatomi untuk FNAB dan sitologi membutuhkan waktu dua hingga tiga hari. ”Sedangkan histopatologi baru dapat diketahui 10 hari kerja,” ujarnya.
Sementara, kata dia, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan histopatologi relatif lama. Sebab, di dalam pemeriksaan histopatologi ada tahapan proses yang harus dilakukan dalam penanganan spesimen jaringan pascaoperasi. Tahapan itu berupa sampel pascaoperasi. Itu harus terendam penuh dengan cairan fiksasi NBF 10 persen. Kemudian, tertutup rapat dan sampel yang akan dilakukan pemotongan gross atau jaringan harus matang. ”Artinya, sudah bisa diproses ke tahap selanjutnya selama 14 jam di alat processing. Apabila sampel belum matang, harus dilakukan pematangan dengan cara perendaman kembali dalam reagen NBF 10 persen selama 2–3 hari atau sampai sampel matang sempurna,” terangnya.
Perempuan berhijab itu menyatakan, untuk keesokan harinya, sampel yang sudah melalui tahap processing dimasukkan ke alat embedding untuk dilakukan pencetakan paraffin mold. Tujuannya, agar bisa dipotong menggunakan microtome. Kemudian, sampel dilakukan tahap pengecatan selama 45 menit.
“Preparat yang sudah diwarnai dilakukan pembacaan oleh dokter spesialis patologi anatomi. Hasilnya diberikan kepada pasien untuk dikonsultasikan kepada dokter yang merujuk,” sambungnya.
Hidayatal Aliyah menyatakan, pelayanan laboratorium patologi anatomi tidak hanya melayani pasien dari RSUD Syamrabu. Akan tetapi, juga melayani sampel spesimen pasien rujukan dari dokter ataupun fasilitas kesehatan di Bangkalan.
Dia berharap, masyarakat lebih paham pemeriksaan patologi anatomi dan lebih meningkatkan kepercayaan terhadap RSUD Syamrabu. Terutama, dalam pemeriksaan kesehatan. ”Serta tidak menunggu ketika sakit datang agar dapat dilakukan terapi pengobatan lebih awal untuk mencegah keparahan penyakit,” harapnya. (jup/daf)