BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Masyarakat berusaha mendapatkan vaksin agar antibodinya meningkat. Namun, tidak sedikit yang bertanya-tanya tentang antibodi meski sudah divaksin. Perlukah tes antibodi setelah menjalani vaksinasi? berikut penjelasannya.
Dokter Penanggung Jawab Instalasi Laboratorium UOBK RSUD Syamrabu Bangkalan dr. Erlinda Widyastuti, Sp.PK menjelaskan, virus Covid-19 terdiri atas 29 protein. Ketika seseorang terinfeksi Covid-19, sistem kekebalannya dapat menghasilkan banyak protein berbeda-beda.
Selain itu, upaya untuk menghasilkan protein dapat dilakukan dengan vaksinasi. Namun dari berbagai jenis vaksin yang beredar, banyak yang menghasilkan protein dengan jumlah terbatas. Sebab, sebagian besar vaksin Covid-19 dirancang untuk menginduksi antibodi pada protein spike (S).
Dia menjelaskan, dari berbagai jenis vaksin Covid-19 yang beredar, merek Sinovac dapat menghasilkan antibodi relatif lebih lengkap. Sedangkan vaksin AstraZeneca hanya dapat menghasilkan antibodi S. Sementara vaksin Pfizer dan Moderna hanya menghasilkan antibodi S-RBD.
”Kalau virus Covid-19 itu diumpamakan sebagai rambutan, vaksin Sinovac dapat memicu antibodi untuk rambut, kulit, buah sampai bijinya,” jelasnya kemarin (7/11).
Akan tetapi, meski banyak orang yang sudah melakukan vaksinasi, masih ada yang melakukan uji laboratorium untuk mengetahui antibodi tubuhnya. Yakni, melalui tes serologi. Padahal, tes serologi dirancang untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh infeksi virus Covid-19 secara alami. Bukan mengenai antibodi setelah vaksinasi.
Saat ini tes antibodi belum dievaluasi untuk menilai tingkat perlindungan dari berbagai jenis vaksin yang disuntikkan. Sebab, semua pakar pun belum menetapkan kebutuhan antibodi yang dapat mencegah infeksi virus atau penyakit.
”Tidak ada tes resmi yang secara khusus diizinkan untuk menilai kekebalan atau perlindungan orang yang telah menerima vaksin Covid-19. Dengan demikian, tes antibodi saat ini tidak direkomendasikan untuk menilai kekebalan terhadap SARS-CoV-2 setelah menjalan,” paparnya.
Menurut perempuan berkacamata itu, antibodi bukanlah satu-satunya perlindungan untuk kebal dari ancaman penyakit. Tetapi, juga sangat penting menjaga ketersediaan sel darah putih di dalam tubuh yang dapat melawan virus, jamur, dan bakteri di dalam tubuh.