BANGKALAN – Sudah bertahun-tahun Bangkalan tidak mendapat penghargaan Adipura. Salah satu penyebabnya, kabupaten paling barat Madura ini tidak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sistem sanitary renville.
Kenyataan tersebut mengharuskan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan segera mencari lahan untuk pembangunan TPA sistem sanitary renville. Namun, hampir tiap tahun program pengadaan lahan tidak terealisasi.
Kepala Bidang (Kabid) Persampahan dan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) DLH Bangkalan Imam Syafri mengutarakan, tahun ini hanya dianggarkan Rp 200 juta untuk penetapan lokasi (penlok) lahan TPA. Untuk keperluan pembangunan TPA sanitary renville, luas lahan yang dibutuhkan 6–7 hektare. ”Lebih bagus lagi kalau mencapai 10 hektare. Ini masih dalam proses penlok,” kata dia.
Menurut Imam, penlok yang sudah menjadi pertimbangan DLH yakni di Kecamatan Tragah, Labang, dan Socah. Tiga opsi itu bisa segera terealisasi tahun ini. Namun, tetap butuh penyelesaian di bawah. ”Karena lahan tersebut digunakan untuk pembuangan sampah, maka perlu jauh dari permukiman warga,” ujarnya.
Yang jelas, tegas Imam, tiga opsi penlok itu sudah masuk dalam target tahun ini. Pihaknya berharap berjalan mulus tidak ada kendala berarti. ”Semoga lancar,” ucapnya.
Apalagi Oktober mendatang tahapan penilaian Adipura mulai proses. Sebab Mei 2020 biasanya sudah penghargaan Adipura. ”Semoga tahun depan Bangkalan dapat penghargaan Adipura,” harapnya.
Anggota Komisi C DPRD Bangkalan Musawwir mengatakan, hampir tiap tahun ada anggaran untuk pembebasan lahan TPA. Tetapi, DLH tak kunjung merealisasikannya karena belum menemukan lahan. ”Kami selalu setuju ketika ada anggaran untuk pembebasan lahan. Tapi, masalahnya tidak pernah terealisasi,” katanya.
Politikus PKS itu menyatakan, tahun ini bisa saja anggaran pengadaan lahan untuk TPA tidak terealisasi lagi. Sebab, sampai saat ini masih penentuan penlok. ”Saya optimistis saja karena kepala DLH berubah. Siapa tahu punya gebrakan. Tunggu saja,” tandasnya.