BANGKALAN – Penertiban alat peraga kampanye (APK) di Bangkalan oleh Bawaslu dan tim gabungan diwarnai insiden kemarin (15/4). Seorang petugas harus dilarikan ke RSUD Syamrabu karena tersengat listrik saat menurunkan APK di Desa/Kecamatan Burneh.
Korban sengatan lsitrik itu diketahui bernama Umar Sahid, warga Jalan Raya Ketengan, Tonjung, Burneh. Dia merupakan petugas penurun APK dari Bawaslu. Saat itu pria 23 tahun itu berusaha menurunkan umbul-umbul yang terpasang di atas pohon.
Saat hendak menurunkan APK, Umar kehilangan keseimbangan sehingga oleng dan menyentuh kabel listrik. Dia terjatuh dari pohon dan langsung dilarikan ke RSUD untuk mendapat pertolongan medis. Nyawa korban bisa diselamatkan.
Ketua Bawaslu Bangkalan A. Mustain Saleh mengatakan, kejadian itu merupakan risiko dalam melakukan pengawasan. Dia menuding kejadian tersebut disebabkan minimnya kesadaran partai politik (papol) dalam berdemokrasi yang baik. Sebab, APK yang dipasang tidak diturunkan meski sudah masuk masa tenang.
”Cobalah kalau memasuki masa tenang, mereka yang memasang, turunkan,” kata Mustain.
Kejadian itu menjadi pelajaran bagi seluruh daerah di Indonesia. Mustain berharap, parpol sadar dalam mewujudkan pesta demokrasi yang baik sehingga tidak menimbulkan insiden serupa. ”Ini risiko yang harus kita hadapi. Kalau tidak diturunkan, nanti integritas penyelenggara yang dipertanyakan,” ujarnya.
Pria berkacamata itu menuturkan, Umar dibayar oleh Bawaslu untuk menurunkan APK yang terpasang di ketinggian. Itu dilakukan karena tidak ada petugas Bawaslu yang mahir memanjat.
”Panwascam sudah bekerja selama dua hari. Problemnya tinggal billboard sama bendera yang sangat tinggi. Lah itu membutuhkan orang yang pintar manjat,” imbuhnya.
Mustain berjanji akan menanggung semua pengobatan Umar. Sementara kondisi korban mulai membaik. Bahkan sudah sadarkan diri dan bisa berbicara. ”Dibawa ke sini langsung sadar dengan diberi penanganan terbaik dari rumah sakit,” terangnya.
Mahrus, dokter yang menangani korban, menyampaikan, kondisi korban baik. ”Cuma yang perlu diwaspadai, evaluasi, dan monitoring irama jantungnya,” jelasnya.
Ada bekas luka bakar di tangan dan kaki korban. Mahrus memastikan, korban harus menjalani rawat inap untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. ”Perlu observasi karena ada luka di tangan dan kaki,” tukasnya. (jup)