BANGKALAN – Setelah dibangun, terminal tipe A di jalan raya akses Suramadu lama tidak diurus. Sejumlah fasilitas pun rusak. Padahal, pembangunan terminal yang terletak di Desa Masaran, Kecamatan Tragah, itu menghabiskan dana puluhan miliar.
Pada 2013, kucuran dana yang digelontorkan untuk pembangunan terminal tipe A tersebut Rp 6 miliar. Kemudian, Rp 12 miliar pada 2014 dan Rp 27 miliar pada 2015. Dana itu bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Namun, hingga sekarang terminal tersebut tak dioperasikan. Akibatnya, banyak fasilitas rusak. Sebagian plafon lepas. Sejumlah rolling door rusak. Tempat penerangan nyaris copot. Tidak hanya itu, lokasinya kumuh dan banyak ditumbuhi rumput liar.
Direncanakan ada pembangunan lanjutan terminal tipe A. Dana yang dibutuhkan kurang lebih Rp 50 miliar. Sebab, pembangunan yang ada sekarang baru mencapai 30 persen.
Kabid Sarana dan Prasarana Dishub Bangkalan Zainal Arifin mengutarakan, terminal tipe A tersebut merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pemerintah kabupaten (pemkab) hanya menyiapkan lahan seluas 10 hektare.
”Terminal itu milik Kementerian Perhubungan. Sampai sekarang, tidak ada perkembangan apa pun,” kata dia kemarin (14/10).
Menurut Zainal, pihaknya sempat rapat dengan Pemrov Jatim. Waktu itu dia menyampaikan bahwa terminal tipe A tersebut akan dioperasikan dengan standar minimal. Artinya, meskipun sarana dan prasarananya belum lengkap, terminal tetap dioperasikan.
”Akan dioperasikan seadanya dulu. Tapi, sampai sekarang tidak ada tindak lanjut,” terangnya.
Zainal menyampaikan, pembangunan terminal tipe A perlu dilanjut. Sebab, banyak fasilitas yang harus dipenuhi. Misalnya, akses menuju terminal, area parkir belum dipaving, dan fasilitas lainnya.
”Ruang tunggu dan toilet sudah ada. Tapi, mungkin sekarang mulai banyak yang rusak,” jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Bangkalan Fatkurrahman menyatakan, pemkab segera berkoordinasi dengan pihak Kemenhub. Sebab, keberadaan terminal itu mangkrak. ”Coba jemput bola supaya ada titik terang,” katanya.
Kalau pembangunan tahap pertama itu dibiarkan, bukan tidak mungkin bakal tambah rusak. ”Dana miliaran rupiah dibuang sia-sia, tidak ada manfaatnya,” ujarnya.