BANGKALAN – Deteksi pasien terpapar coronavirus disease 2019 (Covid-19) bisa lebih cepat. Potensi rumah sakit overload juga bisa ditekan. Sebab, pasien positif korona tidak akan lama menjalani perawatan.
Percepatan penanganan itu menyusul pengoperasian alat polymerase chain reaction (PCR). PCR bantuan Pemprov Jatim itu bisa diroperasikan hari ini (15/7). Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron meninjau alat itu di RSUD Syamrabu kemarin (14/7).
Dia mengatakan, alat PCR pemberian pemprov sudah lama diterima. Namun, alat itu belum bisa digunakan lantaran masih butuh alat pendukung lain. ”Karena alat pendukung lainnya sudah lengkap,” terangnya.
Menurut bupati, alat pendukung lainnya menelan anggaran berkisar Rp 700 juta. Saat ini pemeriksaan swab melalui PCR tidak perlu ke Surabaya. Sebab, RSUD Syamrabu sudah bisa melakukan sendiri.
”Tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui seseorang positif Covid-19 atau tidak. Hanya butuh 30 menit. Sebab, kita sudah punya PCR,” ujarnya.
Ra Latif menyatakan, dengan adanya PCR, pasien yang datang ke rumah sakit dapat ditangani lebih cepat. Juga bisa menghindari terjadinya overload. ”Karena sudah bisa swab sendiri,” sebutnya.
Pemeriksaan swab perdana hari ini langsung didampingi trainer dari Jakarta. Kriteria pasien tentu pasien yang reaktif berdasar hasil rapid test. ”Kalau reaktif hasil rapid test langsung dilakukan swab melalui PCR,” tuturnya.
Mantan pimpinan DPRD Bangkalan itu menegaskan, pemeriksaan swab melalui alat PCR gratis. Bisa menangani pasien rujukan dari rumah sakit swasta atau puskesmas.
Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan Nunuk Kristiani menambahkan, penggunaan alat PCR diprioritaskan kepada pasien yang datang dengan terindikasi Covid-19. Meski hasil rapid test nonreaktif, pasien dengan riwayat penyakit mengarah ke virus korona tetap dilakukan pemeriksaan swab melalui PCR.
Sementara ini, pemanfaatan alat PCR baru bisa dilakukan dua sif. Yakni, sif pagi dan sore. ”Tapi, nanti bisa 24 jam. Sementara dua sif dulu,” terangnya.