BANGKALAN – Sejak Jembatan Suramadu digratiskan mulai 27 Oktober 2018, permasalahan terus bermunculan. Selain banyak sampah dan tidak ada petugas yang melarang pengendara motor melintas jika terjadi hujan disertai angin kencang, sudah sekitar empat tahun lampu hias padam.
Perbaikan lampu hias jembatan penghubung Jawa dengan Madura buram. Hingga kemarin (13/1) tak kunjung dilakukan perbaikan, sehingga jembatan nasional itu tidak seindah dulu. Informasinya, dibutuhkan dana Rp 3 miliar agar lampu warna-warni tersebut menyala kembali.
Selain lampu hias padam, semenjak digratiskan kondisi Jembatan Suramadu memprihatinkan. Banyak sampah berserakan lantaran tidak ada lagi petugas kebersihan. Mereka diberhentikan pasca Suramadu digratiskan.
Anggota Komisi C DPRD Bangkalan Musawwir mengatakan, pemeliharaan Jembatan Suramadu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Dalam hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
Kendati bukan merupakan mitra Komisi C DPRD Bangkalan, Musawwir meminta anggota DPR RI dari dapil Madura ikut mengawal pemeliharaan Suramadu. Anggota DPR RI harus melakukan koordinasi dengan Kemen PUPR terkait anggaran pemeliharaan Suramadu.
Jika tidak dianggarkan, akan berdampak buruk. Misalnya, masalah sampah tidak tertangani. ”Jangan sampai digratiskan lalu Suramadu tidak dirawat,” tegasnya.
Dia meminta pemerintah pusat menganggarkan pemeliharaan Suramadu. ”Kami berharap pemerintah memperhatikan itu. Suramadu tidak hanya ikon Madura, tapi juga menjadi ikon nasional. Jika ada permasalahan harus cepat diperbaiki,” tukas Musawwir.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Endra S. Atmawidjaja tidak merespons saat dihubungi kemarin. Sebelumnya, yaitu setelah Jembatan Suramadu digratiskan, Endra S. Atmawidjaja mengklaim telah mengajukan anggaran Rp 50 miliar untuk pemeliharaan Suramadu selama setahun.
BANGKALAN – Sejak Jembatan Suramadu digratiskan mulai 27 Oktober 2018, permasalahan terus bermunculan. Selain banyak sampah dan tidak ada petugas yang melarang pengendara motor melintas jika terjadi hujan disertai angin kencang, sudah sekitar empat tahun lampu hias padam.
Perbaikan lampu hias jembatan penghubung Jawa dengan Madura buram. Hingga kemarin (13/1) tak kunjung dilakukan perbaikan, sehingga jembatan nasional itu tidak seindah dulu. Informasinya, dibutuhkan dana Rp 3 miliar agar lampu warna-warni tersebut menyala kembali.
Selain lampu hias padam, semenjak digratiskan kondisi Jembatan Suramadu memprihatinkan. Banyak sampah berserakan lantaran tidak ada lagi petugas kebersihan. Mereka diberhentikan pasca Suramadu digratiskan.
Anggota Komisi C DPRD Bangkalan Musawwir mengatakan, pemeliharaan Jembatan Suramadu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Dalam hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
Kendati bukan merupakan mitra Komisi C DPRD Bangkalan, Musawwir meminta anggota DPR RI dari dapil Madura ikut mengawal pemeliharaan Suramadu. Anggota DPR RI harus melakukan koordinasi dengan Kemen PUPR terkait anggaran pemeliharaan Suramadu.
Jika tidak dianggarkan, akan berdampak buruk. Misalnya, masalah sampah tidak tertangani. ”Jangan sampai digratiskan lalu Suramadu tidak dirawat,” tegasnya.
Dia meminta pemerintah pusat menganggarkan pemeliharaan Suramadu. ”Kami berharap pemerintah memperhatikan itu. Suramadu tidak hanya ikon Madura, tapi juga menjadi ikon nasional. Jika ada permasalahan harus cepat diperbaiki,” tukas Musawwir.
- Advertisement -
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Endra S. Atmawidjaja tidak merespons saat dihubungi kemarin. Sebelumnya, yaitu setelah Jembatan Suramadu digratiskan, Endra S. Atmawidjaja mengklaim telah mengajukan anggaran Rp 50 miliar untuk pemeliharaan Suramadu selama setahun.