BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Proyek preservasi jalan Kamal–Bangkalan–Kota Sampang dengan anggaran ratusan miliar terus beranjut. Anehnya, pihak rekanan PT Cahaya Indah Madya Pratama tidak memasang papan nama di lokasi proyek. Konsultan pengawas dan pejabat pembuat komitmen (PPK) seakan tutup mata atas pelanggaran itu.
Untuk proyek itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Jawa Timur menggelontorkan Rp 225.374.834.000. PT Cahaya Indah Madya Pratama keluar sebagai pemenang dengan harga terkoreksi Rp 177.985.454.000. Pengerjaannya dilakukan secara multiyears hingga 2024.
Pantauan Jawa Pos Radar Madura (JPRM), rekanan telah melakukan pengerukan dan pengaspalan lapis pertama di Jalan Raya Tunjung, Kecamatan Burneh. Saat ini tengah mengerjakan jalan raya Kecamatan Tanah Merah. Yakni, berupa pengerukan aspal dan pengaspalan ulang lapisan pertama.
Koran ini berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak rekanan yang berada di lokasi terkait tidak adanya papan informasi tersebut. Namun, tidak ada yang bersedia memberikan keterangan. ”Konfirmasi langsung ke H Malik saja,” kata petugas yang ditemui di lokasi proyek pada Rabu (7/9) malam.
Sikap yang ditunjukkan pihak konsultan pengawas, yang juga berada di lokasi tidak jauh berbeda. Mereka memilih tutup mulut saat ditanya kenapa tidak pasang papan nama. Begitu juga perwakilan Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Jatim. ”Langsung ke Pak Supriyadi saja selaku PPK,” ucap petugas yang ditemui di lapangan.
Sesuai saran petugas di lapangan, kemudian koran ini menghubungi H Malik, salah satu perwakilan PT Cahaya Indah Madya Pratama kemarin (11/9). Namun, lagi-lagi tidak ada respons. PPK proyek preservasi, Supriyadi, juga memilih bungkam saat dikonfirmasi terkait pelanggaran tidak adanya papan nama. (bam/han)
BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Proyek preservasi jalan Kamal–Bangkalan–Kota Sampang dengan anggaran ratusan miliar terus beranjut. Anehnya, pihak rekanan PT Cahaya Indah Madya Pratama tidak memasang papan nama di lokasi proyek. Konsultan pengawas dan pejabat pembuat komitmen (PPK) seakan tutup mata atas pelanggaran itu.
Untuk proyek itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Jawa Timur menggelontorkan Rp 225.374.834.000. PT Cahaya Indah Madya Pratama keluar sebagai pemenang dengan harga terkoreksi Rp 177.985.454.000. Pengerjaannya dilakukan secara multiyears hingga 2024.
Pantauan Jawa Pos Radar Madura (JPRM), rekanan telah melakukan pengerukan dan pengaspalan lapis pertama di Jalan Raya Tunjung, Kecamatan Burneh. Saat ini tengah mengerjakan jalan raya Kecamatan Tanah Merah. Yakni, berupa pengerukan aspal dan pengaspalan ulang lapisan pertama.
Koran ini berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak rekanan yang berada di lokasi terkait tidak adanya papan informasi tersebut. Namun, tidak ada yang bersedia memberikan keterangan. ”Konfirmasi langsung ke H Malik saja,” kata petugas yang ditemui di lokasi proyek pada Rabu (7/9) malam.
Sikap yang ditunjukkan pihak konsultan pengawas, yang juga berada di lokasi tidak jauh berbeda. Mereka memilih tutup mulut saat ditanya kenapa tidak pasang papan nama. Begitu juga perwakilan Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Jatim. ”Langsung ke Pak Supriyadi saja selaku PPK,” ucap petugas yang ditemui di lapangan.
Sesuai saran petugas di lapangan, kemudian koran ini menghubungi H Malik, salah satu perwakilan PT Cahaya Indah Madya Pratama kemarin (11/9). Namun, lagi-lagi tidak ada respons. PPK proyek preservasi, Supriyadi, juga memilih bungkam saat dikonfirmasi terkait pelanggaran tidak adanya papan nama. (bam/han)
