BANGKALAN – Warga yang memiliki anak hendak melanjutkan pendidikan jenjang SLTA harus menyediakan uang cukup. Untuk kebutuhan seragam dan atribut saja bisa menghabiskan jutaan rupiah. Seperti yang dialami Trie Pamungkas, siswa baru yang diterima di SMAN 1 Bangkalan.
Dia mendatangi sekolah menengah di Jalan Pemuda Kaffa itu Selasa (11/7). Saat ditemui Jawa Pos Radar Madura, dia sedang memegang plastik hitam besar berisi seragam. Dia mengaku merogoh Rp 1.550.000 untuk keperluan seragam, atribut, dan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
”Sudah lengkap. Sudah ada di sini semua. Tidak usah beli sendiri ke pasar,” ucap lulusan SMPN 2 Bangkalan itu.
Kepala SMAN 1 Bangkalan Syukur tidak menampik pernyataan tersebut. Menurut dia, sekolah tidak memaksa wali murid atau siswa membeli seragam di sekolah. Koperasi sekolah hanya memberikan pelayanan bagi siswa yang hendak membeli seragam baru. Itu dianggap lebih memudahkan karena dibentuk dalam paket lengkap.
”Kami tidak menekan. Sebatas menyediakan. Kalau atribut kan sulit. Jadi, itu koperasi sekolah yang menyediakan,” terangnya.
Plastik hitam itu berisi seragam berbagai jenis. Mulai seragam putih abu-abu, Pramuka, seragam SMA/SMK, olahraga, dan jas laboratorium. Sedangkan atribut terdiri atas dasi, topi, ikat pinggang, dan bet. ”Kalau kami ada jas lab juga. Lengkap pokoknya,” ujarnya.
Kalau siswa tidak beli ke koperasi sekolah, lanjut Syukur, tidak jadi masalah. Seragam dan atribut lengkap bagi siswa dibanderol Rp 1.055.000. Sedangkan pelajar perempuan Rp 1,2 juta karena ada tambahan kerudung dan beberapa atribut lain khusus perempuan.
”Itu di luar SPP. Sekali lagi, tidak ada unsur paksaan untuk pembelian seragam sekolah,” ucap pria yang juga ketua MKKS SMA Bangkalan ini.
Sementara itu, penerimaan peserta didik baru (PPDB) online susulan tetap berlangsung hingga kemarin (11/7). Perkembangan hasil PPDB online gelombang dua ini, tidak ada peningkatan pendaftar signifikan. ”Perkembangannya masih sedikit sekali pendaftar,” ungkap Syukur.
Kendala penerimaan kali ini bukan hanya masalah kebingungan wali murid. Keterbatasan pengetahuan pada proses PPDB online juga menjadi pemicu. Menurut dia, wali murid bukan hanya bingung. Namun, dia juga tidak paham apa kendalanya.
Dia berharap PPDB online susulan bisa menutupi kekurangan siswa di sejumlah sekolah negeri di Bangkalan. ”Ada juga yang keliru ngeklik ketika mendaftar,” tuturnya.
Sementara itu, Pengurus Dewan Pendidikan Bangkalan Fathurrahman Said menganggap masalah kekurangan siswa baru tersebut sebagai penurunan pendidikan. Minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan berkurang. Bisa jadi, kata dia, karena lebih memilih sekolah swasta yang bermutu atau ke pondok pesantren.
”Ke mana para siswa lulusan SMP dan MTs ini? Semua pihak harus memikirkan. Bayangkan, ada 15 ribu lulusan (SMP), tapi yang mendaftar hanya sekitar 5 ribuan,” ucap pria berkacamata itu.
Dia meminta pemerintah turun tangan dan mengatasi setiap permasalahan dalam dunia pendidikan. Dia juga meminta semua pihak ikut bergerak mengurai faktor rendahnya pendaftar ke sekolah negeri. ”Kenapa banyak sekolah yang kekurangan siswa baru? Harus diperjelas penyebabnya. Jangan hanya alasan memantau. Harus turun langsung ke lapangan,” pintanya.
Fathurrahman juga menyentil permasalahan kekurangan kursi. Menurut dia, meski sudah dibuka pendaftaran kembali, tidak akan menutupi kursi kosong di sejumlah sekolah. ”Hasilnya mengecewakan,” ucapnya.
Selain itu, dia berharap pihak sekolah menangguhkan pembiayaan seragam yang tidak sewajarnya kepada siswa. Jika ada temuan atau laporan mengenai indikasi penyelewengan, pihaknya akan melakukan tindak lanjut.
”Kalau melihat, itu memang harga kaus, seragam, dan atribut tidak bisa nyetak sendiri. Jadi, sekolah menyediakan lewat koperasi,” terangnya. Dia menambahkan, banyak orang tua mengeluh dengan biaya pendidikan yang tinggi. Biaya pendidikan SMA/SMK yang dulunya gratis sekarang kembali bayar.
Di lain pihak, Kepala Cabang Disdik Jawa Timur (Jatim) Wilayah Bangkalan Mariyono memaparkan, pedaftaran PPDB online susulan dibuka dua hari. Padahal, sebelumnya pada Senin (11/7) dia mengatakan bahwa pendaftaran hanya dibuka sehari. ”Saya keliru menginformasikan. Jadi bukan sehari. Tapi dibuka dua hari,” ucapnya.
Pelaksanaan PPDB online gelombang dua ini diadakan setelah sebelumnya pada 3–6 Juli banyak sekolah kekurangan siswa. Pendaftaran susulan kembali ditutup tadi malam pukul 23.59. Namun, dari hari pertama hingga hari terakhir, jumlah pendaftar tidak terlalu menunjukkan peningkatan signifikan.
”Kami akan mengirimkan surat ke kepala dinas. Setelah dibukanya gelombang kedua ini, belum tertutupi pagunya. Kami sudah rapatkan dengan kepala-kepala sekolah,” ucapnya.
Hingga PPDB online susulan ditutup, kekurangan siswa belum tertutupi. Berdasar data terbaru di laman PPDB online susulan pukul 16.30 menunjukkan, kekosongan kursi pada sejumlah sekolah di Bangkalan mencapai 1.320.
Perinciannya, SMK negeri kurang 949 siswa baru dan 371 kekosongan kursi pada SMA negeri. Sementara itu, calon peserta didik yang sudah melakukan pendaftaran hanya 52 orang untuk SMK. Sedangkan untuk SMA hanya 33 pendaftar. (bad/luq)