BANGKALAN – Dua panitia pelaksana ibadah haji (PPIH) utusan Kemenag Bangkalan akan diganti. Itu setelah keduanya diketahui menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) pasca mengikuti pelatihan pelaksanaan haji di Surabaya.
Penggantian itu tetap dilakukan meski nanti hasil uji swab menyatakan negatif. Sementara saat ini tim kesehatan haji indonesia (TKHI) dari utusan Dinas Kesehatan Bangkalan yang jadi PPIH diketahui sudah positif Covid-19.
Kepala Kemenag Bangkalan Abdul Haris mengatakan, penggantian PPIH itu untuk mengurangi efek trauma dan khawatir pada jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji. Apalagi, petugas memiliki riwayat PDP. ”Kami akan ganti petugasnya, agar jamaah tidak panik dan tidak terganggu dalam melaksanakan ibadah,” ungkap dia kemarin (11/4).
Meski sampai saat ini pelaksanaan ibadah haji belum dapat dipastikan bisa atau tidak, tetapi persiapan tetap harus dilakukan jauh hari. Dengan pertimbangan tersebut, petugas yang saat ini memiliki status PDP akan diistirahatkan dan tidak akan mendampingi jamaah haji.
”Saya akan menggantinya dengan yang tahun sebelumnya, dan dua petugas PDP tersebut bisa mendampingi jamaah haji tahun depan,” tegasnya.
Pelaksanaan ibadah haji juga masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Luar Negeri terkait dengan izin jamaah untuk memasuki kawasan Arab Saudi dan melakukan ibadah haji. Jika nanti tetap belum diperbolehkan, kemungkinan untuk tahun ini semuanya akan ditunda.
”Para jamaah sampai saat ini masih kami edukasi agar fokus mempersiapkan kesehatan untuk berangkat Haji,” tuturnya.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Bangkalan Wafir menilai, mengganti PPIH saat ini merupakan opsi yang tepat. Sebab, untuk mengantisipasi ketakutan jamaah. Meskipun sampai saat ini belum ada keluhan dari jamaah, tapi ini merupakan bentuk antispasi kemenag Bangkalan.
”Kami akan mempersiapkan semuanya, mengenai nanti gagal berangkat atau tidak, itu kembali pada izin Allah,” ujarnya. (hel)