BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Pengawasan sepanjang Jembatan Suramadu perlu diperketat. Sebab, selain bermanfaat memperlancar mobilitas warga, di jembatan ini sudah sering memakan korban karena meloncat ke laut.
Peristiwa terbaru terjadi sekitar pukul 23.10, Kamis (9/9). Warga yang diduga bunuh diri ialah Mastoki, 30, warga asal Desa Karang Nangger, Kecamatan Omben, Sampang. Kendaraan yang dia tunggangi diparkir di tengah Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Kendaraan yang dipakai Honda Supra X 125 nomor polisi (nopol) L 5250 LO hitam kombinasi putih.
Kapolsek Sukolilo AKP Moh. Bahrudi membenarkan peristiwa warga yang diduga bunuh diri dari Jermbatan Suramadu. Namun, karena lokasi masih di Surabaya, sehingga bukan menjadi tanggung jawabnya.
Perwira berpangkat tiga balok emas di pundaknya itu menambahkan, tempat kejadian perkara (TKP) berada di sisi selatan. Karena lokasi berada di Surabaya, penanganannya diambil alih oleh anggota dari Surabaya. ”Bisa ditangani Polsek Surabaya. Kalau tidak Perak atau Kenjeran,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasatpolairud Polres Bangkalan AKP Arif Djunaidi mengatakan, pihaknya sejak pagi bersama Basarnas dibantu Polda Jatim melakukan pencarian. Namun, hingga pukul 14.25, Mastoki belum ditemukan. ”Saat ini masih proses pencarian. Belum ada tanda-tanda. Air laut juga pasang dan ombak lumayan besar,” jelasnya mewakili Kapolres Bangkalan AKBP Alith Alarino.
Identitas pemilik kendaraan tersebut terungkap dari KTP dan STNK. Dua dokumen itu ditemukan pihak kepolisian. Kendaraan dan helm korban diamankan ke pos polisi Suramadu. Polisi juga sudah memeriksa keluarga korban.
Hasil interogasi keluarga, sekitar pukul 22.00 Mastoki menghubungi iparnya untuk meminjam kendaraan tersebut. Namun, berselang beberapa waktu, Mastoki kembali menghubungi iparnya untuk mengambil kendaraan yang dipinjamnya itu di Jembatan Suramadu.
Setelah memberitahu kepada kakak iparnya, sambungan telepon terputus. Saat dihubungi kembali, nomor yang dipakai itu sudah tidak aktif. Kemudian, ipar Mastoki mendatangi TKP sesuai petunjuknya.
Mastoki bukan orang pertama yang meloncat dari Jembatan Suramadu. Sebelumnya, pada Sabtu, 22 Agustus 2015 atas nama Jazilatus Solihah. Perempuan 20 tahun tercatat sebagai waga Desa Patemon, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.
Lalu, Widodo, 52, Perumahan Cendana 1, Blok C, Nomor 11, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Bangkalan. Dia meloncat Senin malam (6/9) sekitar pukul 19.30.