BANGKALAN – Keinginan RSUD Syamrabu Bangkalan dijadikan rumah sakit rujukan di Madura sulit diwujudkan dalam waktu dekat ini. Sebab, masih banyak kendala terutama berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana (sarpras).
Plt Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan dr. Nunuk Kristiani mengutarakan, visi menjadikan rumah sakit sentra rujukan se-Madura belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Kendalanya, fasilitas RSUD Syamrabu belum sepenuhnya lengkap.
Seperti alat-alat kedokteran dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang kesehatan. ”Masih banyak kendala terkait sarana dan prasarana rumah sakit,” katanya kepada RadarMadura.id.
Menurut Nunuk, rumah sakit rujukan harus memiliki magnetic resonance imaging (MRI), CT scan 128 slice, dan CAT laboratorium. Tiga fasilitas kesehatan tersebut belum ada di RSUD Syamrabu Bangkalan. ”Bangunan tempat pengoperasian tiga fasilitas tersebut juga belum tersedia di RSUD Syamrabu,” terangnya.
Selain itu, lahan parkir di RSUD yang saat ini ada belum memenuhi syarat. Bahkan, masalah lahan parkir ini berkali-kali mendapat komplain.
Sebenarnya sudah ada rencana untuk memperluas lahan rumah sakit ke belakang dengan cara membeli tanah sawah. Tetapi, hal itu berbenturan dengan kemampuan anggaran. ”Rumah sakit butuh bangunan lantai 3 untuk gedung pusat diagnostik,” jelasnya.
Gedung pusat diagnostik isinya MRI, CT scan 128 slice, dan CAT laboratorium. Jika fasilitas itu ada di RSUD Syamrabu, pasien dari luar Bangkalan tidak perlu lagi ke Surabaya.
Lebih lanjut Nunuk menerangkan, syarat lain yang harus dipenuhi untuk bisa jadi rumah sakit rujukan yakni poli eksekutif yang bisa melayani pasien swasta atau asuransi. ”Di RSUD Syamrabu belum ada poli eksekutif,” sebutnya.
Kabupaten Bangkalan merupakan pintu gerbang Madura. RSUD Syamrabu sangat ideal dijadikan rumah sakit rujukan. ”Tapi, selama sarana dan prasarana belum dilengkapi, tidak mungkin itu terwujud,” katanya.
Nunuk menambahkan, RSUD Syamrabu sudah memiliki beberapa dokter spesialis. Di antaranya, spesialis bedah syaraf, bedah onkologi, bedah anak, dan spesialis emergency medicine.
Wakil Ketua Sementara DPRD Fatkurrahman mengatakan, kebutuhan RSUD Syamrabu pelan-pelan bisa dianggarkan melalui APBD. Asalkan, RSUD Syamrabu serius dan berkomitmen mewujudkan menjadi rumah sakit rujukan seperti yang diinginkan.
”Yang penting pelayanannya dibenahi. Supaya tidak banyak keluhan seperti yang lalu-lalu,” sarannya.