BANGKALAN – Musibah kembali menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI). Kali ini, enam pekerja asal Bangkalan menjadi korban kebakaran di Kampung Sungai Gelugur, Taman Petani Jaya, Kedah, Malaysia, Selasa (7/11). Lima orang meninggal dan satu korban menjalani perawatan intensif.
Dalam surat Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang 467 Jalan Burma 10350 Penang Malaysia dijelaskan, pada Selasa (7/11) KJRI Penang menerima informasi dari kepolisian telah terjadi kebakaran. Api dilaporkan membakar empat rumah.
Satu korban luka bakar kini dirawat di Rumah Sakit Sultanah Bahiyah, Alor Setar, Kedah, Malaysia. Korban tersebut diduga bernama Shamsul, 40, yang mengalami luka bakar. Dokumen identitas mereka seperti paspor dan identitas lain juga terbakar sehingga sulit dikenali.
KJRI Penang telah mengirimkan tim ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk mendampingi dan memfasilitasi pengurusan jenazah. Empat jenazah masih dalam proses identifikasi. Sebab, wajah korban tidak bisa dikenali. Hanya jasad Habib yang dikenali.
Lima korban tersebut diduga bernama Habib, 40; Mat Koleh; Ummi; Misbahul Anwar, 17; dan Toyibah, 60. Empat jenazah belum teridentifikasi. Akibatnya, belum bisa dipulangkan ke Tanah Air.
Plt Kabid Pelatihan, Penempatan, dan Perluasan Tenaga Kerja Disperinaker Bangkalan Tarso mengatakan, enam WNI tersebut berasal dari Kota Salak. ”Saya dapat info dari provinsi, informasinya dari Kecamatan Geger,” terangnya Kamis (9/11).
Belum diketahui korban dan jenazah akan dipulangkan. Pihak rumah sakit belum mengeluarkan surat kematian karena masih dilakukan identifikasi. Dia juga belum bisa memastikan keenam TKI tersebut legal dan tidak. Informasi yang diterima masih minim.
”Pemulangan menunggu informasi, menunggu hasil otopsi. Kalau memang sudah teridentifikasi, pasti dipulangkan. Kami pasti dihubungi,” ujar Tarso.
Sementara Misdi, 50, orang tua Misbahul Anwar, mengetahui jika putra sulungnya tertimpa musibah kebakaran hingga meninggal dunia. Dia beserta keluarga menunggu kepastian pemulangan jenazah remaja 17 tahun itu.
Suami Samiah itu menerangkan, Misbahul berangkat sekitar 2015. Dia berangkat diajak keluarga dekat untuk menjadi pekerja di Malaysia. Misdi mengaku mengetahui kebakaran itu dari keluarga dekatnya di Malaysia. ”Dia (Misbahul, Red) belum berkeluarga,” tuturnya.
Misdi harus rela kehilangan anak pertamanya. Misdi dan Samiah kini hanya memiliki Hobidoh, anak kedua. Sebab, anak ketiga mereka meninggal saat akan dilahirkan. ”Misbahul anak pertama. Yang kedua perempuan,” pungkas kepala keluarga asal Kampung Cangkreng, Desa Batobella, Kecamatan Geger itu.