BANGKALAN – Proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) tahap II harus rampung pada Sabtu (6/10) mendatang. Kini, waktu PT Tirta Sarana Mulia Technology untuk menyelesaikan pengerjaan tersisa 27 hari.
Proyek SPAM yang berlokasi di Desa/Kecamatan Burneh itu merupakan kegiatan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) tahun ini. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 21.500.000.000 dengan harga perkiraan sendiri (HPS) Rp 21.479.059.000. PT Tirta Sarana Mulia Technology keluar jadi pemenang tender dengan nilai terkoreksi Rp 19.903.810.000.
Pantauan Jawa Pos Radar Madura di lokasi proyek SPAM tahap II, pengerjaan pagar pengamanan sudah rampung dan tinggal pengecatan. Reservoir atau tangki air juga sudah terpasang.
Untuk dinding gedung rumah genset telah terpasang dan diplester. Sementara pengerjaan gedung rumah pompa dan pos satpam masih pemasangan batu bata.
Seet Manager PT Tirta Sarana Mulia Technology Loni mengklaim progres pengerjaan proyek SPAM tahap II mencapai 80 persen. Pihaknya tinggal merampungkan pemasangan batu bata untuk pembuatan dinding gedung rumah pompa dan pos satpam.
Menurut dia, untuk pemasangan batu bata untuk pembuatan dinding rumah pompa dan gedung pos satpam tidak memerlukan waktu lama. Kurang lebih sepekan bisa rampung.
Alat-alat pompa air dan genset telah ada, jika pengerjaan gedung rumah pompa rampung, langsung dilakukan perakitan pompa dengan genset. Dengan demikian, bisa langsung difungsikan.
”Setelah pengerjaan gedung selesai, tinggal memasukan pompa dan genset. Tinggal perakitan saja. Gak lama kok waktu perakitannya. Kami menargetkan rampung seminggu sebelum tanggal 6 Oktober,” janjinya.
Sementara itu, Kepala Divisi Data dan Informasi BPWS Pandit Indrawan mengatakan sudah mengetahui progres pengerjaan proyek SPAM tahap II. Selain mendapatkan laporan dari rekanan, pihaknya juga pernah meninjau langsung lokasi proyek.
Pandit meminta PT Tirta Sarana Mulia Technology tidak enteng. Artinya, pengerjaan fisik yang belum secepatnya diselesaikan. Dengan begitu, proyek SPAM tahap II bisa rampung sebelum waktu kontrak berakhir.
”Jangan sampai mengentengkan. Lebih baik secepatnya diselsaikan. Kan enak tinggal finishing saja nantinya,” tutup Pandit.