25.3 C
Madura
Wednesday, March 22, 2023

Gubernur Jatim Himbau Peserta Kerapan Hindari Kekerasan Pada Sapi

BANGKALAN – Ribuan masyarakat Madura antusias menyaksikan Grand Final Kerapan Sapi se Madura di Lapangan Kerap R.P Moh Noer SKEP Bangkalan, Minggu (6/10). Kerapan tersebut memperebutkan Piala Presiden 2019.

Catatan RadarMadura.id, ada 24 pasang sapi yang berlaga. Berasal dari enam pasang sapi utusan empat kabupaten di Madura. Masing-masing kontingen mengirim tiga pasang sapi golongan kalah dan golongan menang.

Kerapan Sapi kali ini menarik antusiasme penonton dari banyak kalangan. Bukan hanya warga lokal Pulau Garam saja. Tapi, juga ditontoh sejumlah wisatawan asing dari mancanegara.

Kemeriahan di lapangan kerap pun kian gempita begitu peluit tanda dimulainya pertandingan ditiup panitia. Para joki yang berdiri di atas bambu memacu sapinya agar tercepat menyentuh garis finish.

Masing-masing pasang sapi berlomba menerjang lintasan kerap sepanjang sekitar 200 meter. Untuk bisa menyentuh ggaris finish, sapi kerap melahap dalam waktu kurang dari 20 detik.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka Grand Final Kerapan Sapi Piala Presiden 2019 mengatakan, kerapan sapi merupakan salah satu warisan budaya Madura yang perlu dilestarikan.

Baca Juga :  Dorong Pemuda Lestarikan Bahasa Daerah

“Tapi, perlu dimodifikasi agar tetap memiliki daya tarik tinggi. Tapi, harus menghindari penggunaan kekerasan,” ujarnya.

Menurut Gubernur, kerapan sapi produk budaya Madura. “Kita semua tentu mencintai binatang. Tapi, hindari penggunaan kekerasan. Mari kita cari formula yang tepat agar kerapan sapi menjadi tontonan yang indah tanpa kekerasan,” ajaknya.

Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu menyarankan agar sisi budaya, sisi warisan kesenian serta keindahan dalam Kerapan Sapi menjadi keunggulan Madura yang ditonjolkan.

“Semangatnya, tetap memberi kasih sayang kepada binatang. Khususnya, sapi yang menjadi keunggulan  kerapan sapi di Madura. Hal-hal yang memicu kekerasan dihindarkan dalam Kerapan Sapi,” imbuhnya.

Dalam Kerapan Sapi, sambung gubernur, yang unik adalah ada dua golongan yang ditetapkan menjadi pemenang. Yaitu golongan kalah dan golongan menang. Dua golongan itu sama-sama mendapat hadiah utama berupa mobil.

“Barang kali hanya di Madura, satu-satunya lomba yang menang dan kalah dapat hadiah setara. Bedanya yang menang dapat Piala Presiden RI,” ungkap gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut.

Baca Juga :  Bupati Baddrut Ajak PPPK Lakukan Perubahan

Dalam ajang Kerapan Sapi Piala Presiden 2019 di Bangkalan, juga digelar rangkaian acara lain. Salah satunya adalah Festival Sapi Sono’ atau lebih dikenal kontes kecantikan sapi.

Selain itu, juga ada pameran sapi taccek, pameran sapi pedetan dan jenis sapi yang lain. Rangkaian kegiatan itu menunjukkan bahwa Madura memiliki keistimewaan di bidang budi daya sapi yang unggul.

“Tadi ada juga proses kolektif percepatan inseminasi untuk sapi. Ada juga sapi Madrasin yaitu  persilangan Sapi Madura dengan Sapi Limosin. Kita berharap sapi lebih banyak dihasilkan dari Madura,” katanya.

Sementara itu, Bupati Bangkalan Latif Amin Imron menegaskan, promosi kerapan sapi terus dilakulan. Karena itu, semakin banyak wisatawan mancanegara yang hadir di kerapan sapi.

“Kami berharap, kerapan sapi tahun depan bisa digelar lagi di Bangkalan. Sebab, Bangkalan satu-satunya yang memiliki tempat standar dan memiliki daya tampung cukup untuk kegiatan kerapan sapi,” pungkasnya. (*)

BANGKALAN – Ribuan masyarakat Madura antusias menyaksikan Grand Final Kerapan Sapi se Madura di Lapangan Kerap R.P Moh Noer SKEP Bangkalan, Minggu (6/10). Kerapan tersebut memperebutkan Piala Presiden 2019.

Catatan RadarMadura.id, ada 24 pasang sapi yang berlaga. Berasal dari enam pasang sapi utusan empat kabupaten di Madura. Masing-masing kontingen mengirim tiga pasang sapi golongan kalah dan golongan menang.

Kerapan Sapi kali ini menarik antusiasme penonton dari banyak kalangan. Bukan hanya warga lokal Pulau Garam saja. Tapi, juga ditontoh sejumlah wisatawan asing dari mancanegara.


Kemeriahan di lapangan kerap pun kian gempita begitu peluit tanda dimulainya pertandingan ditiup panitia. Para joki yang berdiri di atas bambu memacu sapinya agar tercepat menyentuh garis finish.

Masing-masing pasang sapi berlomba menerjang lintasan kerap sepanjang sekitar 200 meter. Untuk bisa menyentuh ggaris finish, sapi kerap melahap dalam waktu kurang dari 20 detik.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka Grand Final Kerapan Sapi Piala Presiden 2019 mengatakan, kerapan sapi merupakan salah satu warisan budaya Madura yang perlu dilestarikan.

Baca Juga :  Konservasi Museum Dapat DAK

“Tapi, perlu dimodifikasi agar tetap memiliki daya tarik tinggi. Tapi, harus menghindari penggunaan kekerasan,” ujarnya.

- Advertisement -

Menurut Gubernur, kerapan sapi produk budaya Madura. “Kita semua tentu mencintai binatang. Tapi, hindari penggunaan kekerasan. Mari kita cari formula yang tepat agar kerapan sapi menjadi tontonan yang indah tanpa kekerasan,” ajaknya.

Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu menyarankan agar sisi budaya, sisi warisan kesenian serta keindahan dalam Kerapan Sapi menjadi keunggulan Madura yang ditonjolkan.

“Semangatnya, tetap memberi kasih sayang kepada binatang. Khususnya, sapi yang menjadi keunggulan  kerapan sapi di Madura. Hal-hal yang memicu kekerasan dihindarkan dalam Kerapan Sapi,” imbuhnya.

Dalam Kerapan Sapi, sambung gubernur, yang unik adalah ada dua golongan yang ditetapkan menjadi pemenang. Yaitu golongan kalah dan golongan menang. Dua golongan itu sama-sama mendapat hadiah utama berupa mobil.

“Barang kali hanya di Madura, satu-satunya lomba yang menang dan kalah dapat hadiah setara. Bedanya yang menang dapat Piala Presiden RI,” ungkap gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut.

Baca Juga :  Bupati Apresiasi Parpol Dukung Syaikhona Muhammad Kholil

Dalam ajang Kerapan Sapi Piala Presiden 2019 di Bangkalan, juga digelar rangkaian acara lain. Salah satunya adalah Festival Sapi Sono’ atau lebih dikenal kontes kecantikan sapi.

Selain itu, juga ada pameran sapi taccek, pameran sapi pedetan dan jenis sapi yang lain. Rangkaian kegiatan itu menunjukkan bahwa Madura memiliki keistimewaan di bidang budi daya sapi yang unggul.

“Tadi ada juga proses kolektif percepatan inseminasi untuk sapi. Ada juga sapi Madrasin yaitu  persilangan Sapi Madura dengan Sapi Limosin. Kita berharap sapi lebih banyak dihasilkan dari Madura,” katanya.

Sementara itu, Bupati Bangkalan Latif Amin Imron menegaskan, promosi kerapan sapi terus dilakulan. Karena itu, semakin banyak wisatawan mancanegara yang hadir di kerapan sapi.

“Kami berharap, kerapan sapi tahun depan bisa digelar lagi di Bangkalan. Sebab, Bangkalan satu-satunya yang memiliki tempat standar dan memiliki daya tampung cukup untuk kegiatan kerapan sapi,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Most Read

6,5 Kg Sabu-Sabu Dalam Kotak Susu

Sebut 30 Persen Hotel Tidak Layak

Artikel Terbaru

/