BANGKALAN – PT PLN (Persero) berhasil memulihkan pasokan listrik yang sempat terganggu di Jembatan Suramadu. Kamis (5/10) pukul 23.30, aliran listrik ke Pulau Garam kembali normal. Itu artinya penyelesaian satu hari lebih cepat dari prediksi.
Tiga belas hari pelanggan PLN di Madura merasakan pemadaman bergilir. Pemicunya, kabel SKTT 150 Kv terbakar di Jembatan Suramadu, Sabtu (23/9). Namun, kondisi tersebut sudah beres.
Manager PT PLN (Persero) Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Surabaya Novrizal Erdiansyah mengutarakan, pasokan listrik ke Madura sudah normal. Kini tidak ada pemadaman bergilir. ”Perbaikan sudah selesai pukul 21.48 tadi malam. Tapi selama satu jam dilakukan pemanasan tanpa beban. Setelah itu diberi tegangan,” terangnya Jumat (6/10).
Menurut Rizal, sebenarnya pengerjaan ditarget selesai Sabtu (7/10). Namun, berkat kerja keras petugas di lapangan, perbaikan akhirnya lebih cepat satu hari. ”Kan target penyelesaian 14 hari. Tapi, alhamdulillah sebelum besok sudah selesai,” katanya.
Manager PT PLN (Persero) Area Pamekasan Puguh Prijandoko mengatakan, keinginan masyarakat Madura untuk menikmati pasokan listrik bisa dirasakan kembali. Proses perbaikan kabel yang rusak sudah bisa diatasi. ”Aliran listrik ke Pulau Garam sudah normal. Saya tegaskan, sejak kemarin malam tidak ada pemadaman bergilir. Sekarang sudah bisa menikmati penerangan lagi,” terangnya.
Namun demikian, kata Puguh, pihaknya tetap mengimbau masyarakat Madura untuk tetap hemat energi. Aktivitas yang tidak terlalu membutuhkan pasokan listrik diupayakan menggunakan dengan normal saja. ”Tetap hemat listrik. Meskipun, sekarang pasokan listrik sudah normal,” imbaunya.
Puguh meminta masyarakat yang akan melintas di Jembatan Suramadu tidak membuang puntung rokok dan benda yang mudah terbakar. Sebab, tindakan tersebut sangat membahayakan. ”Di bawah beton itu banyak kabel. Tidak hanya milik PLN, tapi juga perusahan lain,” ucapnya.
Kesadaran masyarakat membuang sesuatu ke tempatnya itu lebih aman. Semua pihak diminta saling mencegah segala sesuatu yang berpotensi bisa menimbulkan api.
”Ketika kejadian seperti ini (terbakar), yang rugi bukan hanya kami, tapi masyarakat Madura secara umum,” tandasnya.