BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Kasus penderita Covid-19 di Kota Salak melonjak. Kondisi tersebut membuat Pemkab Bangkalan kembali menghentikan pembelanjaan tatap muka (PTM) PAUD, SD, dan SMP. Kegaiatan belajar tatap muka itu baru berlangsung sepekan. Sebelumnya, semua sekolah telah menjalankan pembelajaran daring selama 15 bulan.
Penghentian PTM tertuang dalam surat nomor 421.3/1233/433.101/2021 yang dikeluarkan Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan. Surat itu diterbitkan Sabtu (5/6) dengan ditandatangani Kepala Disdik Bangkalan Bambang Budi Mustika.
Sekretaris Disdik Bangkalan Moh. Zainul Qomar membenarkan PTM kembali dihentikan setelah sepekan berlangsung. Pengehntian dilakukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Keputusan penghentian didasari banyaknya masukan dari koordinator wilayah (korwil) yang bekerja sama dengan masing-masing gugus tugas di tingkat kecamatan.
Masukan itu langsung disikapi oleh gugus tugas di tingkat kabupaten dan memutuskan untuk menghentikan PTM secara penuh. ”Karena kesimpulannya di Bangkalan (Covid-19) meningkat, maka akhirnya PTM harus ditunda lagi,” ujarnya kemarin (6/6).
Mantan camat Blega itu mengklaim tidak ada siswa dan guru yang terpapar Covid-19 setelah PTM dilakukan selama sepekan. Keputusan penghentian diambil untuk mengantisipasi adanya warga pendidikan yang terpapar Covid-19. Sebab, banyak penderita Covid-19 juga memiliki anak famili yang juga duduk di bangku sekolah. ”Karena khawatir akhirnya diputuskan untuk dihentikan. Ini untuk antisipasi,” sambungnya.
Sejak PTM dibuka Senin (31/5), hanya ada satu kecamatan yang tidak melaksanakan PTM dari jenjang PAUD, SD, dan SMP. Yakni, Kecamatan Arosbaya. Sebab, angka persebaran covid-19 di kecamatan tersebut tinggi.
Berdasar kalender pendidikan, hari ini merupakan ujian akhir semester bagi semua jenjang pendidikan. Dengan dihentikannya PTM, ujian harus dilakukan secara daring. Meski begitu, ujian tidak dipersyaratkan dalam menentukan kenaikan kelas bagi siswa. ”Semua harus naik kelas,” tegasnya.
Ketua Dewan Pendidikan Bangkalan Mustahal Rasyid mengapresiasi langkah cepat yang diambil gugas kabupaten untuk menghentikan PTM. Sebab, peningkatan kasus Covid-19 membuat banyak orang tua kembali waswas. ”Menurut kami sudah tepat. Sebab, keadaannya sekarang kembali mengkhawatirkan,” pungkasnya. (jup)