BANGKALAN – Sejak Jembatan Suramadu beroperasi, Pelabuhan Kamal tidak begitu diminati. Layanan penyeberangan itu semakin sepi pengguna setelah Suramadu sepenuhnya gratis. Akibatnya, pengelola Pelabuhan Kamal rugi Rp 9 miliar.
PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Surabaya selaku pengelola hanya mengoperasikan dua unit kapal feri di Pelabuhan Kamal. Yakni, KMP Jokotole dan KMP Tongkol. Hal itu berlangsung lebih kurang selama tiga tahun terakhir.
Kepala Supervisor PT ASDP Cabang Surabaya Agusman membenarkan pihaknya menyediakan tiga kapal. Namun, hanya dua yang dioperasikan. ”Pendapatan cenderung menurun,” ujarnya kemarin (5/9).
Hanya dua kapal yang dioperasikan karena memikirkan biaya operasional. Menurut dia, pendapatan tidak cukup untuk biaya operasional setiap hari. Padahal, kapal perlu pemeliharaan dan perbaikan. ”Setiap tahun kapal harus menjalani perawatan supaya tetap layak beroperasi,” tegasnya.
Jumlah kendaraan yang menggunakan jasa penyeberangan laut Ujung–Kamal juga menurun. Terutama, kendaraan roda empat. Biasanya sehari ada sekitar 120 unit kendaraan. Saat ini kendaraan berkurang menjadi sekitar 60–70unit per hari. ”Dalam sehari kami melayani penyeberangan sepuluh kali,” sebutnya.
Kendaraan roda dua biasanya sekitar 1.400 unit per hari. ”Kendaraan terus ada penyusutan. Jelas kami tambah rugi. Akan tetapi, kami tetap melayani jasa penyeberangan,” pungkasnya.