BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Senat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan rapat tertutup kemarin, (4/10). Dari rapat itu, satu dari empat bakal calon rektor (bacarek) dinyatakan gugur, yakni Makhfud Effendi. Sedangkan tiga bacarek lainnya ditetapkan sebagai calon. Mereka Mohammad Nizarul Alim, Safi’, dan Nunuk Nuswardani.
Penyaringan dari empat balon menjadi tiga calon tersebut dilakukan senat. Dari 32 anggota senat, hanya satu yang tidak hadir. Dukungan senat terbanyak diraih Safi’ 12 suara, Nunuk Nuswardani 11 suara, dan Mohammad Nizarul Alim 8 suara. Sementara dukungan untuk Makhfud Effendi nol.
Sekretaris Senat UTM Eko Setiawan menjelaskan, ada dua mekanisme penyaringan calon. Yakni, musyawarah mufakat dan voting atau pemilihan. Dalam penyaringan itu sempat ditawarkan untuk dilakukan musyawarah mufakat. Namun, ternyata tidak ada yang menyetujui.
Dengan demikian, proses pemilihan tiga calon rektor harus dilaksanakan dengan sistem pemilihan oleh senat. ”Musyawarah mufakat sudah ditawarkan, tapi karena tidak ada yang menyetujui, artinya tidak terjadi,” ucap dosen Fakultas Pertanian UTM itu kemarin.
Eko menyatakan, pemilihan tiga calon oleh senat dilakukan berdasarkan pemaparan visi dan misi yang telah dilakukan, Selasa (27/9). Sedangkan yang memiliki hak suara 32 senat. Namun, satu orang yang tidak menggunakan hak suaranya karena tidak hadir.
Pasca pemilihan, ketiga orang peraih dukungan senat terbanyak ditetapkan sebagai calon. Hasil penetapan langsung dikirim ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk dilakukan penelusuran rekam jejak. Teknis penelusuran track record tersebut ditentukan langsung oleh pemerintah pusat.
”Selain berita acara (penetapan) yang dikirimkan (ke Kemendikbudristek) adalah visi-misi dari masig-masing calon,” imbuhnya.
Sementara Makhfud Effendi mengaku tidak kecewa meski gugur dalam penentuan tiga calon. Dia justru bersyukur memiliki kesempatan dan pengalaman bersama tiga kandidat lainnya. Pihaknya menyampaikan banyak terima kasih kepada senat yang telah memberikan kesempatan pada dirinya dalam perebutan kursi rektor. ”Padahal saya sebelumnya tidak pernah berpikir bakal menjadi bagian dari kontestan ini,” ujarnya.
Kendati gagal, dia berharap gagasannya diadopsi oleh rektor terpilih. Sehingga, dapat memberikan dampak positif terhadap masa depan kampus terbesar di Pulau Garam tersebut. Dosen fakultas pertanian itu menambahkan, ketiga kandidat yang lolos ke tahap pemilihan merupakan orang-orang terbaik di UTM. ”Saya berharap yang terpilih bisa mengabdikan diri dengan baik untuk UTM,” katanya. (jup/han)