BANGKALAN – Guru di Bangkalan cukup banyak. Namun, yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) minim. Bahkan, jauh dari ideal. Sekolah-sekolah di Kota Salak masih didominasi guru tidak tetap (GTT) dan sukarelawan (sukwan).
Jumlah guru dari jenjang PAUD hingga SMP di Bangkalan mencapai 10.432 orang. Terdiri dari 4.414 guru PNS serta 6.018 guru sukwan dan GTT. Mereka mengajar di 1.584 lembaga pendidikan (perinciannya lihat grafis).
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan Bambang Budi Mustika menerangkan, ada kategori ketersediaan guru PNS ideal di setiap lembaga. Di antaranya, satu guru PNS di masing-masing kelas, guru agama, olahraga, dan kepala sekolah. Misal untuk jenjang SD, idealnya ada sembilan tenaga pendidik yang berstatus PNS.
”Kalau kelas 1 ada dua, berarti perlu ada dua guru kelas,” jelasnya Rabu (4/4).
Dia menyadari, lembaga pendidikan di bawah naungan disdik masih kekurangan guru PNS. Kekurangan itu tidak hanya terjadi di pelosok desa, melainkan juga sekolah-sekolah di perkotaan.
”Masih kurang banyak. Di perkotaan juga banyak yang masih kurang,” ungkap dia.
Menurut Bambang, jika ditambah guru sukwan dan GTT, ketersediaan tenaga pengajar sudah ideal. Sejauh ini proses pendidikan masih banyak dibantu para GTT dan sukwan.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Abdurrahman Thohir meminta agar kesejahteraan guru non-PNS juga diperhatikan. Sebab, para pahlawan tanpa tanda jasa itu banyak membantu proses pendidikan. Bahkan di beberapa lembaga, jumlah sukwan maupun GTT lebih banyak dibandingkan dengan guru PNS.
”Kalau gak ada mereka (GTT dan sukwan, Red), ruwet untuk mendidik sekian banyak siswa,” ucapnya.
Politikus Demokrat itu mengingatkan disdik agar tidak ada pembedaan untuk pemenuhan guru PNS antara sekolah di kota dan desa. Semua lembaga memiliki standar dan kualitas pendidikan yang sama. ”Karena sama-sama ingin mencerdaskan generasi bangsa,” pungkasnya.