BANGKALAN – Tahun ini Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) kembali menganggarkan program fasilitasi pelatihan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Madura. Dana yang disiapkan Rp 1.696.100.000.
Pagu anggaran itu lebih kecil daripada 2017 lalu yang dianggarkan Rp 2 miliar. Dengan demikian, jatah dana untukk program tersebut di tahun ini beRkurang Rp 303.900.000.
Kepala Divisi Data dan Informasi BPWS Pandit Indrawan membenarkan adanya penyusutan anggaran pada program fasilitasi pelatihan dan peningkatan kompetensi SDM Madura. Hal itu karena adanya pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat.
Diterangkan, pada 2017 total pagu anggaran BPWS yang digelontorkan pemerintah pusat mencapai Rp 277 miliar. Sementara tahun ini menjadi Rp 242 miliar. Kondisi itu berdampak pada pemangkasan anggaran di sejumlah program lembaganya.
Ada dua pelatihan SDM Madura yang bakal dilakukan. Yakni, pelatihan packaging dan pelatihan kewirausahan bagi pedagang. ”Cuma dua kegiatan pelatihan,” ujarnya.
Dua pelatihan itu akan dilakukan kepada 100 peserta setiap kelompok. Setiap kabupaten di Madura akan diambil perwakilan sebanyak 25 orang. Pelatihan packaging dilakukan dalam 16 kali pertemuan, sedangkan pelatihan kewirausahan hanya 3 kali pertemuan.
Dalam pelatihan tersebut BPWS bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Pemprov Jatim. ”Bukan kami yang melatih. Kami berkerja sama dengan BLK Jatim,” imbuhnya.
Anggota Komisi V DPR RI Moh. Nizar Zahro mengatakan, pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah pusat karena penyerapan anggaran BPWS minim. Dia mendorong BPWS bisa menggandeng empat pemkab di Madura, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan semua lapisan masyarakat.
Dengan demikian, BPWS lebih mudah menjalankan program kegiatannya. ”BPWS harus bisa menggandeng semua pihak untuk menyuksekan programnya,” sarannya.
Nizar meminta BPWS memaksimalkan program pelatihan SDM Madura agar masyarakat memiliki keterampilan kerja. ”Kami mendukung program BPWS, tapi hasilnya harus maksimal,” pungkasnya.