27.9 C
Madura
Monday, June 5, 2023

Dinkes Anggarkan Rp 27 Juta untuk Atasi Kusta

BANGKALAN – sejak Januari hingga September 2019, penderita kusta di Bangkalan tercatat 90 orang. Penderita penyakit kulit ini tersebar di 18 kecamatan di Bangkalan.

Kapala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Abdul Walid Yusufi menyatakan, penderita penyakit menular ini paling banyak berada di tiga kecamatan bagian utara.

Yaitu, Tangjungbumi 17 kasus, Kokop 14 kasus, dan Sepulu 13 kasus. ”Penderita penyakit kusta di tiap tiga kecamatan itu lebih dari 10 orang. Jadi, cukup banyak,” katanya kemarin (2/10).

Kusta berpotensi menyerang orang-orang terdekat yang menghabiskan waktu lama dengan penderita. ”Paling berisiko itu dalam lingkungan keluarganya. Jadi, keluarga juga harus diperiksa. Jangan sampai tertular. Penyakit ini menularnya membutuhkan waktu cukup lama. Bisa tiga hingga empat tahun. Yang ketularan awalnya tidak sadar kalau dirinya sudah tertular,” jelasnya.

Baca Juga :  Dinkes Bangkalan Gelar Senam dan Berbagai Lomba

Walid menerangkan, penderita kusta masih bisa bertambah hingga akhir tahun ini. Sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat waspada. Sebab, penularan penyakit secara perlahan-lahan. ”Kalau ada bercak merah atau putih dan mati rasa pada kulit, tangan, atau kaki segera ke puskesmas terdekat. Sudah disediakan obat gratis. Sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan dan dinkes yang menyuplai obat ke tiap puskesmas,” terangnya.

Dia menambahkan, penyakit kusta dapat menular saat ada kontak melalui kulit yang terluka. Bakteri di permukaan kulit bisa menempel ke orang lain dan dapat menularkan kusta. Selain itu, penularan kusta dapat terjadi melalui percikan cairan pernapasan. ”Tapi, jangan khawatir, penyakit ini bisa diobati. Asal cepat ditangani, persentase kesembuhannya di atas 95 persen. Jadi, tidak perlu malu dan mengucilkan penderita kusta. Kalau ada tetangga yang mengidap penyakit ini, bisa langsung antarkan ke puskesmas terdekat,” imbaunya.

Baca Juga :  114 Orang Positif HIV/AIDS, Lima Penderita Masih Anak-Anak

Walid mengungkapkan, tahun ini pihaknya tidak dapat berbuat banyak untuk menangani atau menekan jumlah penderita kusta di Kota Salak. Sebab, anggaran yang dialokasikan sedikit. ”Anggarannya minim. Hanya Rp 27 juta, sangat kurang. Kami tidak bisa berbuat maksimal dengan keterbatasan anggaran itu. Mudah-mudahan tahun depan dapat lebih dari itu,” harapnya.

Penanganan dinkes terhadap penderita penyakit kusta yaitu melalui sosialisasi dan pencarian ke pelosok-plosok desa untuk didata dan diobati. ”Pencarian dan pendataan itu yang memakan dana. Kalau tidak melakukan pencarian bagaimana bisa mengetahui. Yang pasti kalau sudah ketemu langsung didata dan diobati ke puskesmas. Dengan begitu, penderita kusta akan berkurang,” pungkas Walid. (c1)

BANGKALAN – sejak Januari hingga September 2019, penderita kusta di Bangkalan tercatat 90 orang. Penderita penyakit kulit ini tersebar di 18 kecamatan di Bangkalan.

Kapala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Abdul Walid Yusufi menyatakan, penderita penyakit menular ini paling banyak berada di tiga kecamatan bagian utara.

Yaitu, Tangjungbumi 17 kasus, Kokop 14 kasus, dan Sepulu 13 kasus. ”Penderita penyakit kusta di tiap tiga kecamatan itu lebih dari 10 orang. Jadi, cukup banyak,” katanya kemarin (2/10).


Kusta berpotensi menyerang orang-orang terdekat yang menghabiskan waktu lama dengan penderita. ”Paling berisiko itu dalam lingkungan keluarganya. Jadi, keluarga juga harus diperiksa. Jangan sampai tertular. Penyakit ini menularnya membutuhkan waktu cukup lama. Bisa tiga hingga empat tahun. Yang ketularan awalnya tidak sadar kalau dirinya sudah tertular,” jelasnya.

Baca Juga :  Dinkes Bangkalan Gelar Senam dan Berbagai Lomba

Walid menerangkan, penderita kusta masih bisa bertambah hingga akhir tahun ini. Sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat waspada. Sebab, penularan penyakit secara perlahan-lahan. ”Kalau ada bercak merah atau putih dan mati rasa pada kulit, tangan, atau kaki segera ke puskesmas terdekat. Sudah disediakan obat gratis. Sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan dan dinkes yang menyuplai obat ke tiap puskesmas,” terangnya.

Dia menambahkan, penyakit kusta dapat menular saat ada kontak melalui kulit yang terluka. Bakteri di permukaan kulit bisa menempel ke orang lain dan dapat menularkan kusta. Selain itu, penularan kusta dapat terjadi melalui percikan cairan pernapasan. ”Tapi, jangan khawatir, penyakit ini bisa diobati. Asal cepat ditangani, persentase kesembuhannya di atas 95 persen. Jadi, tidak perlu malu dan mengucilkan penderita kusta. Kalau ada tetangga yang mengidap penyakit ini, bisa langsung antarkan ke puskesmas terdekat,” imbaunya.

Baca Juga :  Minta Kapolres Baru Serius Tangani Korupsi

Walid mengungkapkan, tahun ini pihaknya tidak dapat berbuat banyak untuk menangani atau menekan jumlah penderita kusta di Kota Salak. Sebab, anggaran yang dialokasikan sedikit. ”Anggarannya minim. Hanya Rp 27 juta, sangat kurang. Kami tidak bisa berbuat maksimal dengan keterbatasan anggaran itu. Mudah-mudahan tahun depan dapat lebih dari itu,” harapnya.

- Advertisement -

Penanganan dinkes terhadap penderita penyakit kusta yaitu melalui sosialisasi dan pencarian ke pelosok-plosok desa untuk didata dan diobati. ”Pencarian dan pendataan itu yang memakan dana. Kalau tidak melakukan pencarian bagaimana bisa mengetahui. Yang pasti kalau sudah ketemu langsung didata dan diobati ke puskesmas. Dengan begitu, penderita kusta akan berkurang,” pungkas Walid. (c1)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/