24.7 C
Madura
Sunday, June 4, 2023

Ratusan Siswa SMPN 3 Geger Mogok Belajar Gara-Gara Apa?

BANGKALAN – Siswa SMPN 3 Geger tanpa alasan yang jelas meliburkan diri kemarin (2/9). Hal itu membuat kaget para guru. Untuk mengetahui persoalannya, pihak sekolah akan menindaklanjuti hari ini (3/9).

Jumlah siswa SMPN 3 Geger lebih kurang 130 orang. Informasinya, ada persoalan yang membuat siswa tidak masuk sekolah secara bersamaan kemarin. Salah satunya, dana bantuan operasional sekolah (BOS) 2018–2019 yang tidak dicairkan.

Selain itu, kepala sekolah dinilai tidak kooperatif, jarang ikut upacara, memberhentikan guru honorer tidak jelas persoalannya, dan bangunan sekolah rusak. Hal itu diungkapkan Ahmad Annur, pemuda Desa Lerpak, Kecamatan Geger.

Lebih lanjut dia menyebutkan, masalah lainnya di SMPN 3 Geger yakni ada gaji fungsional guru dari pemkab yang diduga dipotong oleh kepala sekolah. Gaji guru dimaksud bermacam-macam. Ada yang mendapatkan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan.

Baca Juga :  Bantuan Seragam Gratis Buram

”Buku tabungan dan ATM dipegang oleh kepala sekolah. Ketika pencairan diambil sendiri, lalu diberikan kepada yang bersangkutan sebagai gaji bulanan.  Ada yang diberi Rp 700 ribu,” ungkapnya. ”Sisanya ke mana?” Tanya Ahmad Annur. Padahal, sambung pemuda 25 tahun itu, uang honorer berasal dari Pemkab Bangkalan bagi guru honorer yang mengajar penuh.

Menurut dia, siswa mogok sekolah di antaranya karena kepala sekolah dinilai tidak kooperatif. Dalam artian, tidak mengayomi siswa dan dana BOS tidak tersalurkan. Kepala sekolah mengeluarkan salah seorang guru bernama Haliyah yang merupakan warga setempat tanpa alasan yang jelas.

Siswa tidak terima akan hal itu sehingga mogok sekolah. Ahmad Annur menyebutkan, selama bertugas di SMPN 3 Geger, sekolah hanya tiga kali mengikuti upacara. Pihaknya berharap, pemerintah menangani persoalan di SMPN 3 Geger.

Baca Juga :  Pelaku Miras Masih Pelajar, Sekolah Tak Boleh Lepas Tangan

Pihaknya menilai, kepala sekolah tidak kooperatif, baik kepada siswa, guru, maupun masyarakat sekitar. ”Persoalan ini segera diambil tindakan nyata supaya dampak yang kurang baik tidak berkelanjutan,” harapnya.

Untuk dana BOS yang tidak disalurkan sama sekali yakni 2018 dan 2019. Berdasar hasil investigasi pihaknya, dana BOS diduga digunakan mengikuti lomba ke Bangkalan dan tingkat kecamatan. ”Sekali lagi kami harap pemerintah, utamanya bupati harus mengambil tindakan,” tandasnya.

Kepala SMPN 3 Geger Ainur Ridla Iksan mengakui anak didiknya tidak ada yang masuk sekolah saat jam pelajaran kemarin. Mulai siswa kelas VII sampai kelas IX. Pihaknya tidak mengetahui secara pasti apa persoalannya.

”Besok (hari ini, Red) akan saya konfirmasi,” ujarnya. ”Memang belum jelas. Saya akan tanyakan dulu. Tadi pagi (kemarin, Red) dating, tiba-tiba tidak ada siswa. Ke mana semua,” ucapnya. 

BANGKALAN – Siswa SMPN 3 Geger tanpa alasan yang jelas meliburkan diri kemarin (2/9). Hal itu membuat kaget para guru. Untuk mengetahui persoalannya, pihak sekolah akan menindaklanjuti hari ini (3/9).

Jumlah siswa SMPN 3 Geger lebih kurang 130 orang. Informasinya, ada persoalan yang membuat siswa tidak masuk sekolah secara bersamaan kemarin. Salah satunya, dana bantuan operasional sekolah (BOS) 2018–2019 yang tidak dicairkan.

Selain itu, kepala sekolah dinilai tidak kooperatif, jarang ikut upacara, memberhentikan guru honorer tidak jelas persoalannya, dan bangunan sekolah rusak. Hal itu diungkapkan Ahmad Annur, pemuda Desa Lerpak, Kecamatan Geger.


Lebih lanjut dia menyebutkan, masalah lainnya di SMPN 3 Geger yakni ada gaji fungsional guru dari pemkab yang diduga dipotong oleh kepala sekolah. Gaji guru dimaksud bermacam-macam. Ada yang mendapatkan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan.

Baca Juga :  Dinas Perikanan: Pemprov Siapkan Bantuan Geomembran

”Buku tabungan dan ATM dipegang oleh kepala sekolah. Ketika pencairan diambil sendiri, lalu diberikan kepada yang bersangkutan sebagai gaji bulanan.  Ada yang diberi Rp 700 ribu,” ungkapnya. ”Sisanya ke mana?” Tanya Ahmad Annur. Padahal, sambung pemuda 25 tahun itu, uang honorer berasal dari Pemkab Bangkalan bagi guru honorer yang mengajar penuh.

Menurut dia, siswa mogok sekolah di antaranya karena kepala sekolah dinilai tidak kooperatif. Dalam artian, tidak mengayomi siswa dan dana BOS tidak tersalurkan. Kepala sekolah mengeluarkan salah seorang guru bernama Haliyah yang merupakan warga setempat tanpa alasan yang jelas.

Siswa tidak terima akan hal itu sehingga mogok sekolah. Ahmad Annur menyebutkan, selama bertugas di SMPN 3 Geger, sekolah hanya tiga kali mengikuti upacara. Pihaknya berharap, pemerintah menangani persoalan di SMPN 3 Geger.

- Advertisement -
Baca Juga :  BDT Tak Pernah Diverifikasi, Dinsos Bangkalan Lakukan Validasi Ulang

Pihaknya menilai, kepala sekolah tidak kooperatif, baik kepada siswa, guru, maupun masyarakat sekitar. ”Persoalan ini segera diambil tindakan nyata supaya dampak yang kurang baik tidak berkelanjutan,” harapnya.

Untuk dana BOS yang tidak disalurkan sama sekali yakni 2018 dan 2019. Berdasar hasil investigasi pihaknya, dana BOS diduga digunakan mengikuti lomba ke Bangkalan dan tingkat kecamatan. ”Sekali lagi kami harap pemerintah, utamanya bupati harus mengambil tindakan,” tandasnya.

Kepala SMPN 3 Geger Ainur Ridla Iksan mengakui anak didiknya tidak ada yang masuk sekolah saat jam pelajaran kemarin. Mulai siswa kelas VII sampai kelas IX. Pihaknya tidak mengetahui secara pasti apa persoalannya.

”Besok (hari ini, Red) akan saya konfirmasi,” ujarnya. ”Memang belum jelas. Saya akan tanyakan dulu. Tadi pagi (kemarin, Red) dating, tiba-tiba tidak ada siswa. Ke mana semua,” ucapnya. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/