BANGKALAN – Setiap 1 Desember diperingati hari human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS). Penyakit mematikan itu hingga kini belum bisa disembuhkan. Hanya ada obat penghambat bagi penderitanya.
Penderita HIV di Bangkalan bertambah. Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, 2016 jumlah penderita HIV 55 orang. Bertambah sebanyak 128 penderita pada 2017.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bangkalan Walid Yusufi menyampaikan, Januari hingga Oktober 2018, penderita yang dinyatakan positif mengidap virus ini 49 orang. Total tiga tahun terakhir jumlah penderita HIV/AIDS 227 orang.
”Sementara yang terlaporkan di 2018 hanya 49. Bisa jadi ada penambahan. Mudah-mudahan tidak ada,” ungkapnya Sabtu (1/12).
Klik dan Download Aplikasi Radar Madura Disini..!!
Diterangkan, virus ini menyerang sel darah putih yang mampu menurunkan kekebalan tubuh. Beberapa tempat sel darah putih pada tubuh manusia di antaranya berada di cairan darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Proses penularan bisa saat beraktivitas yang menyebabkan pertukaran cairan tubuh yang mengandung virus HIV dari orang yang terinfeksi.
”Penularannya bisa melalui cairan darah, transfusi darah, pemakaian jarum suntik yang tidak steril, dan lainnya. Termasuk melakukan hubungan intim,” papar Walid.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan serangan virus mematikan tersebut. Saat ini baru ada obat untuk menghambat perkembangbiakan virus tersebut dalam tubuh. Obat penghambat perkembangbiakan HIV ini yaitu antiretroviral (ARV).
Dia mengaku dinkes kerap melakukan sosialisasi pencegahan. Tujuannya, memberikan penyadaran kepada masyarakat terkait bahaya HIV. Walid menambahkan, rata-rata penderita HIV di Bangkalan berprofesi sebagai perantauan. Menurut dia, virus HIV masuk ke Bangkalan karena dibawa dari luar daerah.
”Virus ini dibawa dari luar Bangkalan. Kami harap masyarakat bisa ikut mencegah penularan HIV dengan menerapkan gaya hidup sehat,” pungkasnya.