26.4 C
Madura
Sunday, March 26, 2023

Realisasi Program BPNT Tunggu Juknis

BANGKALAN – Program bantuan pangan nontunai (BPNT) sebagai ganti bantuan beras sejahtera (rastra) belum bisa direalisasikan di Kota Salak. Dinas Sosial (Dinsos) Bangkalan masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk melaksanakan progam tersebut.

Kepala Dinsos Bangkalan Taufan Zairinsyah membenarkan rastra akan diganti BPNT. Dia tidak bisa menyampaikan banyak tentang BPNT. ”Juknisnya saja saya belum terima,” ungkap dia Jumat (30/11).

Taufan belum bisa memastikan apakah penerima BPNT sesuai dengan jumlah penerima rastra atau tidak. Menurut dia, penerima rastra akan disesuaikan dengan kuota yang ditentukan Kemensos. ”Belum ada ketentuan dari pusat berapa jumlah penerimanya,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan BPNT, keluarga penerima manfaat (KPM) bakal mendapatkan bantuan Rp 110 ribu. Pencairan dilakukan melalui e-warung dengan menggandeng BRI. ”Nanti mereka mengambilnya di e-warung, bisa beli beras, atau telur,” terangnya.

Baca Juga :  Kapolres: Pendaftaran Anggota Polri Terapkan Prinsip Betah

Asisten Manajer Pemasaran dana BRI Cabang Bangkalan Nur Kholis mengutarakan, penyaluran BPNT dan pencairan dilakukan tiap agen BRILink. ”BPNT itu tidak boleh diambil uangnya, tetapi dibelanjakan berupa barang,” jelasnya.

Dia menyebutkan, BRILink di Kota Salak mencapai 1.000. Tetapi, penyebarannya tidak merata di 273 desa di Bangkalan. ”Sebaran itu tidak sama setiap desa, kandag-kadang ada yang hanya satu atau lebih,” tuturnya.

BRI berencana mengusulkan kepada bupati agar pencairan BPNT ditangani badan usaha milik desa (BUMDes). Hal itu, menurut Kholis, untuk menghindari adanya gesekan pedagang dan penyedia e-warung.

”Demi kenyamanan bersama, kalau melalui BUMDes, desa kan harus bertanggung jawab juga penyaluran program untuk masyarakatnya,” pungkasnya. (jup)

Baca Juga :  Puluhan Pasar Tradisional Tak Memenuhi Standar

 

BANGKALAN – Program bantuan pangan nontunai (BPNT) sebagai ganti bantuan beras sejahtera (rastra) belum bisa direalisasikan di Kota Salak. Dinas Sosial (Dinsos) Bangkalan masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk melaksanakan progam tersebut.

Kepala Dinsos Bangkalan Taufan Zairinsyah membenarkan rastra akan diganti BPNT. Dia tidak bisa menyampaikan banyak tentang BPNT. ”Juknisnya saja saya belum terima,” ungkap dia Jumat (30/11).

Taufan belum bisa memastikan apakah penerima BPNT sesuai dengan jumlah penerima rastra atau tidak. Menurut dia, penerima rastra akan disesuaikan dengan kuota yang ditentukan Kemensos. ”Belum ada ketentuan dari pusat berapa jumlah penerimanya,” ujarnya.


Dalam pelaksanaan BPNT, keluarga penerima manfaat (KPM) bakal mendapatkan bantuan Rp 110 ribu. Pencairan dilakukan melalui e-warung dengan menggandeng BRI. ”Nanti mereka mengambilnya di e-warung, bisa beli beras, atau telur,” terangnya.

Baca Juga :  Diskominfo Gelar Pertunjukan Rakyat untuk Gempur Rokok Ilegal

Asisten Manajer Pemasaran dana BRI Cabang Bangkalan Nur Kholis mengutarakan, penyaluran BPNT dan pencairan dilakukan tiap agen BRILink. ”BPNT itu tidak boleh diambil uangnya, tetapi dibelanjakan berupa barang,” jelasnya.

Dia menyebutkan, BRILink di Kota Salak mencapai 1.000. Tetapi, penyebarannya tidak merata di 273 desa di Bangkalan. ”Sebaran itu tidak sama setiap desa, kandag-kadang ada yang hanya satu atau lebih,” tuturnya.

BRI berencana mengusulkan kepada bupati agar pencairan BPNT ditangani badan usaha milik desa (BUMDes). Hal itu, menurut Kholis, untuk menghindari adanya gesekan pedagang dan penyedia e-warung.

- Advertisement -

”Demi kenyamanan bersama, kalau melalui BUMDes, desa kan harus bertanggung jawab juga penyaluran program untuk masyarakatnya,” pungkasnya. (jup)

Baca Juga :  Dialihkan untuk Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Proyek DAK Distop

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/