BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Kesadaran masyarakat tentang kanker payudara relatif rendah. Padahal, penyakit tersebut sangat ganas. Bahkan, tertinggi di dunia.
Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan dr. Nunuk Kristiani mengutarakan, penyakit kanker payudara merupakan urutan pertama penyakit kanker yang dirawat inap di seluruh Indonesia. Sebab itu, kaum hawa harus lebih intens mendeteksi secara dini.
”Ada beberapa faktor risiko. Di antaranya, usia 30 tahun ke atas, menopause, pernah operasi tumor jinak payudara, dan riwayat keluarga yang punya kanker payudara,” katanya kemarin (28/2).
Menurut Nunuk, gejala klinis pada umumnya berupa benjolan di payudara. Kemudian, penebalan atau pembengkakan kulit di atas benjolan itu mirip kulit jeruk, nyeri sering terjadi bila benjolan sudah besar, keluar cairan darah dari puting, terdapat luka atau ulcus di payudara yang tidak kunjung sembuh, serta puting payudara tertarik ke dalam. ”Kalau ciri-ciri itu sudah ada, segera periksakan diri sebelum terlambat,” imbaunya.
Menurut Nunuk, pemeriksaan fisik itu tentu sebagai deteksi dini. Bisa dilakukan oleh penderita dengan periksa payudara sendiri (sadari). Sebab, kelainan payudara itu justru sering ditemukan pertama kali oleh penderita.
Selain itu, pemeriksaan penunjang yang bisa mendeteksi adalah pemeriksaan USG dan mamografi. Pemeriksaan ini sudah ada di RSUD Syamrabu Bangkalan. ”USG payudara bisa dilakukan oleh semua wanita, tidak dibatasi umur, sangat efektif dan efisien,” terangnya.
Adapun pemeriksaan mamaografi dianjurkan dilakukan pada usia 40 tahun untuk wanita yang punya risiko tinggi, nantinya dilakukan 7–10 hari setelah haid. ”Semakin dini penemuan penyakit ini semakin baik prognosisnya,” sebutnya.
Untuk penyakit ini, biasanya dengan pembedahan, dilanjutkan dengan kemoterapi dan radioterapi. Saat ini rumah sakit telah memiliki fasilitas dan SDM yang memadai dengan adanya dokter spesialis bedah onkologi dan pelayanan kemoterapi. ”Kendati begitu, kami harapkan masyarakat Bangkalan tidak jauh-jauh ke Surabaya untuk berobat,” paparnya.
Nunuk menyatakan, pemeriksaan di poliklinik RSUD Syamrabu Bangkalan sangat aman dari penularan Covid-19. Sebab, semua ruangan poli telah dilengkapi hepafilter dan tekanan negatif. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi masyarakat untuk menunda-nunda memerisakan penyakitnya agar tidak jatuh ke stadium lebih lanjut sehingga prognosisnya kurang baik. ”Pokoknya, jangan menunda-menunda. Kesehatan mahal harganya,” tandasnya. (par)